Vertical Integration: Strategi dan Solusi Memperluas Kerajaan Bisnis
6 Oktober 2023
Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, perusahaan sering mencari cara untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan daya saing. Salah satu pendekatan yang telah digunakan oleh banyak perusahaan adalah vertical integration atau integrasi vertikal. Konsep ini melibatkan perluasan operasi perusahaan ke berbagai tahap dalam rantai pasokan, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi dan penjualan produk akhir kepada konsumen.
Vertical integration dapat mengubah lanskap bisnis dengan memberikan perusahaan lebih banyak kendali atas proses produksi dan distribusi. Dengan mengurangi ketergantungan pada pihak eksternal, perusahaan dapat mencapai stabilitas dan efisiensi yang lebih besar. Namun, seperti setiap strategi bisnis lainnya, vertical integration memiliki kelebihan dan batasan yang perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum mengambil langkah ini.
Selain menghadirkan pengertian dan jenis-jenisnya, dalam artikel ini kita juga akan menghadirkan contoh-contoh nyata dari perusahaan-perusahaan terkemuka yang telah berhasil menerapkan vertical integration, serta pelajaran berharga yang dapat diambil dari pengalaman .
Jika Anda tertarik untuk memperkuat posisi perusahaan Anda di pasar, meningkatkan kendali atas operasional, dan mencapai keunggulan kompetitif, maka vertical integration mungkin menjadi pilihan strategis yang layak dipertimbangkan. Lanjutkan membaca artikel ini untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang konsep ini, bagaimana cara melaksanakannya dengan sukses, dan apa yang harus diwaspadai agar langkah strategis ini berhasil untuk perusahaan Anda.
Key Takeaways:
- Integrasi vertikal adalah strategi bisnis di mana perusahaan mengendalikan beberapa tahap proses produksi dan rantai pasokannya.
- Perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dapat meminimalkan atau menghilangkan kebutuhan untuk bergantung pada entitas luar seperti manufaktur dan transportasi
- Tingkatan vertical integration mengacu pada sejauh mana perusahaan memperluas operasinya dalam rantai pasokan, dari pengadaan bahan baku hingga distribusi dan penjualan produk akhir.
- Keuntungan dari integrasi vertikal termasuk ketahanan terhadap gangguan rantai pasokan, kekuatan pasar, dan skala ekonomi. Di lain sisi, integrasi vertikal juga memiliki tantangan, seperti biaya tinggi, kompleksitas operasional, dan ketergantungan internal.
Apa Yang Dimaksud Vertical Integration?
Dilansir dari Investopedia.com vertical integration adalah strategi bisnis di mana perusahaan memperluas operasinya ke berbagai tahap dalam rantai pasokan, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi dan penjualan produk akhir. Dalam strategi ini, perusahaan mengintegrasikan kegiatan yang sebelumnya dilakukan oleh entitas terpisah dalam rantai pasokan.
Secara sederhana, integrasi vertikal terjadi ketika perusahaan mengambil kendali atas beberapa langkah produksi atau distribusi yang terlibat dalam penciptaan produk atau layanannya dalam vertikal pasar.
Secara umum, integrasi vertikal dapat dilakukan dengan empat cara yaitu integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi kombinasi, dan integrasi vertikal penuh. Perusahaan yang melakukan ekspansi ke belakang di jalur produksi ke manufaktur mengasumsikan integrasi ke belakang, sedangkan perusahaan yang memperluas jalur produksi ke distribusi melakukan integrasi ke depan.
Jenis-Jenis Vertical Integration
Penerapan jenis vertical integration tertentu tergantung pada strategi bisnis dan tujuan perusahaan. Setiap jenis integrasi memiliki kelebihan dan tantangan sendiri yang perlu dipertimbangkan sebelum dilakukan. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan dinamika pasar dan kebutuhan pelanggan dalam memilih jenis vertical integration yang tepat.
Vertical integration dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan arah ekspansi perusahaan dalam rantai pasokan.
Berikut adalah beberapa jenis vertical integration beserta contoh dan manfaat penerapannya:
1. Integrasi ke Depan (Forward Integration)
Jenis vertical integration ini terjadi ketika perusahaan memperluas operasinya ke tahap akhir rantai pasokan, yakni distribusi dan penjualan produk akhir kepada konsumen. Dengan melakukan integrasi ke depan, perusahaan mengendalikan bagaimana produk dipasarkan dan didistribusikan langsung kepada pelanggan.
Contoh forward integration:
a. Apple Inc.
Apple adalah contoh perusahaan yang menerapkan forward integration. Mereka merancang produk seperti iPhone dan MacBook, memproduksi beberapa komponen kunci di dalamnya, dan menjual produk akhirnya melalui toko ritel resmi mereka, seperti Apple Store atau melalui platform online mereka.
b. Nike
Perusahaan sepatu dan pakaian olahraga terkenal ini juga menerapkan forward integration. Nike memiliki toko ritel sendiri, seperti Nike Stores, yang menyediakan produk mereka langsung kepada pelanggan, selain itu mereka juga menjual produk mereka melalui platform online mereka.
c. Starbucks
Starbucks, sebagai jaringan kafe dan kopi terkenal, menerapkan forward integration dengan memiliki dan mengoperasikan toko-toko ritel sendiri di seluruh dunia. Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan pengalaman yang konsisten kepada pelanggan dan mengendalikan distribusi produk kopi mereka.
Manfaat forward integration:
a. Kontrol Distribusi
Dengan memiliki toko ritel sendiri, perusahaan dapat mengendalikan bagaimana produk mereka dipasarkan dan didistribusikan kepada pelanggan, sehingga dapat memberikan pengalaman yang konsisten.
b. Kontrol Merek dan Pelanggan
Melalui toko ritel sendiri, perusahaan dapat membangun hubungan langsung dengan pelanggan dan memperkuat citra merek mereka.
c. Keuntungan dari Penjualan Langsung
Dengan menjual produk langsung kepada konsumen, perusahaan dapat menghilangkan perantara dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari setiap unit produk yang terjual.
Integrasi ke Belakang (Backward Integration)
Integrasi ke belakang terjadi ketika perusahaan memperluas operasinya ke tahap awal rantai pasokan, yaitu pengadaan bahan baku atau produksi komponen yang digunakan dalam pembuatan produk akhir. Dengan melakukan integrasi ke belakang, perusahaan dapat mengendalikan pasokan bahan baku dan mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal.
Contoh backward integration:
a. Ford Motor Company
Ford merupakan contoh perusahaan yang menerapkan backward integration. Mereka memiliki fasilitas manufaktur untuk memproduksi berbagai komponen kendaraan, seperti mesin, transmisi, dan bodi mobil, sehingga mereka dapat mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal.
b. Coca-Cola
Coca-Cola adalah contoh perusahaan yang menerapkan backward integration. Mereka memiliki fasilitas produksi yang memproduksi berbagai bahan baku dan bahan kimia yang diperlukan untuk minuman ringan mereka, seperti sirup, konsentrat, dan pemanis.
c. IKEA
IKEA, sebagai perusahaan ritel furnitur terkenal, menerapkan backward integration dengan memiliki dan mengoperasikan pabrik produksi furnitur mereka sendiri. Dengan cara ini, mereka dapat mengendalikan kualitas dan biaya produksi serta memastikan pasokan yang andal.
Manfaat backward integration:
a. Kontrol Pasokan dan Kualitas
Dengan memiliki fasilitas produksi sendiri, perusahaan dapat mengendalikan pasokan bahan baku dan memastikan kualitas yang konsisten untuk produk mereka.
b. Pengendalian Biaya
Backward integration dapat mengurangi biaya produksi dengan menghilangkan marjin keuntungan dari pemasok eksternal.
c. Keamanan Pasokan
Dengan memiliki produksi internal, perusahaan menjadi lebih mandiri dan kurang rentan terhadap fluktuasi harga dan ketersediaan bahan baku dari pemasok eksternal.
Integrasi Kombinasi (Balanced Integration)
Jenis integrasi ini mencakup kombinasi dari integrasi ke depan dan ke belakang. Perusahaan yang menerapkan integrasi kombinasi memiliki kendali atas beberapa tahap dalam rantai pasokan, mulai dari produksi hingga distribusi dan penjualan. Contoh: Perusahaan teknologi yang merancang dan memproduksi komponen produk mereka sendiri, serta menjualnya melalui toko ritel milik perusahaan.
Contoh balanced integration:
a. Automotive Manufacturer
Sebuah perusahaan manufaktur otomotif dapat menerapkan balanced integration dengan memiliki fasilitas produksi untuk memproduksi komponen kunci seperti mesin dan bodi mobil (backward integration), serta memiliki jaringan toko ritel (forward integration) untuk menjual produk langsung kepada konsumen.
b. Consumer Electronics Company
Sebuah perusahaan elektronik konsumen dapat menerapkan balanced integration dengan merancang produk mereka (forward integration), memproduksi beberapa komponen kunci di dalamnya (backward integration), dan juga memiliki toko ritel atau platform e-commerce untuk menjual produk langsung kepada konsumen.
c. Fashion Retailer
Sebuah perusahaan ritel pakaian dapat menerapkan balanced integration dengan merancang dan memproduksi beberapa koleksi pakaian mereka (backward integration), serta menjual produk secara langsung melalui toko ritel dan platform e-commerce mereka (forward integration).
Manfaat balanced integration:
a. Kontrol Penuh atas Rantai Pasokan
Dengan menggabungkan beberapa tahap dalam rantai pasokan, perusahaan memiliki kendali penuh atas proses produksi dan distribusi produk mereka.
b. Efisiensi Operasional
Integrasi yang seimbang dapat mengurangi waktu dan biaya yang terkait dengan mengandalkan pihak eksternal untuk beberapa tahap produksi atau distribusi.
c. Keuntungan Sinergi
Dengan mengintegrasikan beberapa tahap bisnis, perusahaan dapat mencapai sinergi antara operasi yang berbeda dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar.
Tingkatan Vertical Integration
Tingkatan vertical integration mengacu pada sejauh mana perusahaan memperluas operasinya dalam rantai pasokan, dari pengadaan bahan baku hingga distribusi dan penjualan produk akhir.
Setiap tingkatan vertical integration memiliki keuntungan dan tantangan tersendiri. Keputusan untuk menerapkan tingkatan tertentu tergantung pada strategi bisnis perusahaan, tujuan jangka panjang, dan analisis pasar yang cermat. Tingkatan vertical integration yang dipilih juga dapat berubah seiring dengan perkembangan perusahaan dan perubahan kondisi pasar.
Berikut adalah empat tingkatan vertical integration yang umum dikenal:
1. Integrasi Tidak Ada (No Vertical Integration)
Pada tingkatan ini, perusahaan tidak melakukan integrasi vertikal sama sekali. Mereka mengandalkan pemasok eksternal untuk memasok bahan baku dan komponen, serta distributor atau pengecer untuk mendistribusikan dan menjual produk mereka. Perusahaan hanya fokus pada aktivitas inti mereka, seperti desain produk dan manufaktur, tanpa mengendalikan tahap lain dalam rantai pasokan.
2. Integrasi Parsial (Partial Vertical Integration)
Pada tingkatan ini, perusahaan melakukan integrasi vertikal ke satu atau beberapa tahap dalam rantai pasokan, tetapi tidak seluruhnya. Misalnya, perusahaan mungkin memproduksi sebagian besar komponen mereka sendiri (integrasi ke belakang), tetapi masih mengandalkan pihak eksternal untuk distribusi dan penjualan produk (integrasi ke depan).
3. Integrasi Penuh (Full Vertical Integration)
Pada tingkatan ini, perusahaan memperluas operasinya ke seluruh tahap dalam rantai pasokan. Mereka memiliki fasilitas produksi untuk menghasilkan bahan baku atau komponen (integrasi ke belakang), serta memiliki jaringan distribusi dan toko ritel untuk menjual produk akhir langsung kepada konsumen (integrasi ke depan). Integrasi penuh memberikan perusahaan kendali penuh atas seluruh proses produksi dan distribusi.
4. Integrasi Ekstensif (Extensive Vertical Integration)
Tingkatan ini merupakan tingkatan tertinggi dari vertical integration. Di sini, perusahaan tidak hanya memperluas operasinya di seluruh rantai pasokan, tetapi juga terlibat dalam tahap yang lebih dalam dalam proses produksi. Misalnya, perusahaan mungkin tidak hanya memproduksi bahan baku atau komponen, tetapi juga menghasilkan mesin dan peralatan yang digunakan dalam produksi (integrasi ke depan dari integrasi ke belakang).
Baca juga: Mengenal Lebih Lengkap Mengenai Supply Chain Optimization
Vertical Integration vs Horizontal Integration
Vertical integration dan horizontal integration adalah dua strategi ekspansi bisnis yang berbeda dalam mengembangkan operasi perusahaan.
Kedua strategi ekspansi ini memiliki keuntungan dan tantangan sendiri. Pemilihan antara vertical integration dan horizontal integration tergantung pada strategi bisnis, tujuan perusahaan, serta kondisi pasar dan industri yang ada.
Berikut adalah perbandingan antara keduanya:
Definisi:
- Vertical integration: Strategi dimana perusahaan memperluas operasinya ke berbagai tahap dalam rantai pasokan, dari pengadaan bahan baku hingga distribusi dan penjualan produk akhir. Ini dapat melibatkan integrasi ke depan (forward integration) atau integrasi ke belakang (backward integration).
- Horizontal integration: Strategi dimana perusahaan memperluas operasinya dengan mengakuisisi atau menggabungkan diri dengan perusahaan pesaing yang bergerak dalam sektor industri yang sama.
Fokus Ekspansi:
- Vertical integration: Fokus utama adalah mengontrol lebih banyak tahap dalam rantai pasokan untuk meningkatkan kontrol atas kualitas, biaya, dan distribusi produk.
- Horizontal integration: Fokus utama adalah memperluas pasar dan memperoleh keuntungan dari sinergi antara perusahaan-perusahaan yang digabungkan.
Arah Ekspansi:
- Vertical integration: Ekspansi terjadi di sepanjang vertikal atau berurutan dalam rantai pasokan (dari atas ke bawah atau sebaliknya).
- Horizontal integration: Ekspansi terjadi secara horizontal, dengan mengakuisisi atau menggabungkan diri dengan perusahaan sejenis di pasar yang sama.
Tujuan Utama:
- Vertical integration: Tujuan utamanya adalah meningkatkan kontrol atas proses produksi, kualitas produk, dan distribusi serta mengurangi ketergantungan pada pihak eksternal.
- Horizontal integration: Tujuan utamanya adalah memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, mengurangi persaingan, dan mencapai keuntungan dari sinergi antara perusahaan-perusahaan yang digabungkan.
Contoh:
- Vertical integration: Perusahaan manufaktur yang memiliki fasilitas produksi dan juga menjalankan toko ritel untuk menjual produknya secara langsung kepada konsumen.
- Horizontal integration: Perusahaan media yang mengakuisisi pesaingnya yang memiliki saluran media yang serupa untuk memperluas portofolio media dan mencapai audiens yang lebih besar.
Keuntungan dan Tantangan:
- Vertical integration: Menawarkan kontrol atas rantai pasokan, kualitas produk, dan proses produksi, tetapi dapat menjadi kompleks dan mahal untuk diimplementasikan.
- Horizontal integration: Menawarkan keuntungan dari sinergi dan skala ekonomi, tetapi dapat menyebabkan tantangan dalam mengintegrasikan budaya perusahaan yang berbeda dan sistem operasional.
Cara Kerja Vertical Integration
Cara kerja vertical integration melibatkan perluasan operasional perusahaan ke berbagai tahap dalam rantai pasokan, baik ke depan (forward integration) maupun ke belakang (backward integration), maupun jenis yang lain. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengendalikan lebih banyak aspek produksi dan distribusi produk, serta mengurangi ketergantungan pada pihak eksternal.
Berikut adalah langkah-langkah umum tentang cara kerja vertical integration:
1. Analisis Rantai Pasokan
Perusahaan harus melakukan analisis mendalam tentang rantai pasokan. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasi tahap-tahap yang strategis dan kritis dalam produksi dan distribusi produk. Ini dapat mencakup tahap pengadaan bahan baku, produksi komponen atau produk jadi, serta distribusi dan penjualan.
2. Evaluasi Keuntungan dan Tantangan
Setelah mengidentifikasi tahap-tahap kunci dalam rantai pasokan, perusahaan harus mengevaluasi potensi keuntungan dan tantangan dari melakukan vertical integration. Suatu perusahaan harus mempertimbangkan biaya investasi, potensi efisiensi operasional, pengendalian pasokan, dan keuntungan lain yang mungkin tercapai melalui integrasi vertikal.
3. Keputusan Integrasi
Setelah mengevaluasi semua faktor, perusahaan harus membuat keputusan apakah akan menerapkan vertical integration dan pada tahap mana di rantai pasokan. Perusahaan dapat memutuskan untuk melakukan integrasi ke depan, ke belakang, atau bahkan penerapan balanced integration yang mencakup beberapa tahap sekaligus.
4. Implementasi Fasilitas Produksi
Jika perusahaan memutuskan untuk melakukan integrasi ke belakang, perusahaan harus membangun atau mengakuisisi fasilitas produksi untuk memproduksi bahan baku atau komponen yang dibutuhkan. Proses ini memerlukan investasi besar dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia yang tepat.
5. Integrasi Operasional
Setelah fasilitas produksi siap, perusahaan harus melakukan integrasi operasional antara tahap yang ada. Ini melibatkan penyesuaian proses produksi, logistik, dan sistem operasional untuk mendukung kerja sama antara berbagai unit bisnis.
6. Pengelolaan Rantai Pasokan
Dengan tahap-tahap yang terintegrasi, perusahaan perlu mengelola rantai pasokan secara holistik. Pengelolaan yang efisien antara tahap produksi dan distribusi dapat membantu mencapai sinergi dan efisiensi yang lebih besar dalam seluruh operasi.
7. Pengendalian Kualitas dan Efisiensi
Vertical integration memungkinkan perusahaan untuk memiliki kendali penuh atas kualitas produk dan efisiensi operasional. Perusahaan harus terus memantau dan meningkatkan performa di setiap tahap untuk mencapai hasil terbaik.
Keuntungan dan Tantangan Penerapan Vertical Integration dalam Bisnis
Sebelum memutuskan untuk menerapkan vertical integration, perusahaan harus melakukan analisis menyeluruh tentang manfaat, risiko, dan keterbatasan yang terkait dengan strategi ini. Terkadang, strategi yang lebih fleksibel seperti kemitraan, outsourcing, atau aliansi bisnis dapat menjadi pilihan yang lebih tepat tergantung pada kondisi pasar dan kebutuhan bisnis perusahaan.
Keuntungan
Penerapan vertical integration dalam bisnis menawarkan berbagai keuntungan yang dapat meningkatkan daya saing dan efisiensi perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari vertical integration:
- Kontrol Kualitas: Dengan memiliki fasilitas produksi atau sumber daya yang terlibat dalam produksi, perusahaan dapat mengendalikan langsung kualitas produk dan layanan yang dihasilkan. Ini memungkinkan perusahaan untuk memastikan bahwa standar kualitas yang tinggi dipertahankan dan memberikan kepuasan pelanggan yang lebih baik.
- Pengendalian Pasokan: Dalam vertical integration, perusahaan dapat memiliki akses langsung ke bahan baku atau komponen yang digunakan dalam produksi produk. Ini membantu mengurangi risiko ketergantungan pada pemasok eksternal dan menghadapi fluktuasi harga atau ketersediaan bahan baku.
- Efisiensi Operasional: Integrasi vertikal dapat menghilangkan perantara atau tahap-tahap tambahan dalam rantai pasokan, sehingga mengurangi biaya produksi dan waktu produksi. Dengan mengintegrasikan beberapa tahap bisnis, perusahaan juga dapat mencapai sinergi dan meningkatkan efisiensi operasional.
- Keuntungan Skala Penuh: Dengan mengontrol lebih banyak tahap dalam rantai pasokan, perusahaan dapat mencapai skala penuh dalam operasi . Keuntungan skala penuh ini dapat mengurangi biaya unit produksi dan meningkatkan profitabilitas.
- Keunggulan Kompetitif: Vertical integration dapat memberikan keunggulan kompetitif karena perusahaan yang terintegrasi secara vertikal memiliki lebih banyak kontrol atas proses dan pasokan. Ini dapat menciptakan diferensiasi produk atau layanan yang lebih kuat di pasar.
- Kestabilan Pasokan dan Permintaan: Dengan mengintegrasikan tahap produksi dan distribusi, perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara permintaan dan pasokan produk. Hal ini membantu mengurangi risiko stok habis atau kelebihan persediaan.
- Inovasi dan Pengembangan Produk: Vertical integration dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk karena perusahaan memiliki kendali langsung atas proses desain dan produksi. Ini memungkinkan untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.
Tantangan
Penerapan vertical integration dalam bisnis memiliki batasan dan tantangan tertentu yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk mengimplementasikannya. Berikut adalah beberapa batasan penerapan vertical integration dalam bisnis:
- Biaya dan Investasi: Integrasi vertikal memerlukan investasi awal yang signifikan dalam membangun fasilitas produksi atau akuisisi perusahaan di tahap-tahap lain dalam rantai pasokan. Biaya ini dapat menjadi beban besar bagi perusahaan, terutama jika tidak diimbangi oleh efisiensi operasional dan keuntungan jangka panjang.
- Kompleksitas Operasional: Vertical integration dapat meningkatkan kompleksitas operasional perusahaan. Mengelola berbagai tahap dalam rantai pasokan memerlukan manajemen yang efisien, kontrol yang ketat, dan integrasi yang baik antara departemen yang berbeda.
- Resiko Pasar: Integrasi vertikal dapat meningkatkan risiko bisnis perusahaan karena perusahaan menjadi lebih terpapar terhadap fluktuasi pasar di berbagai tahap dalam rantai pasokan. Misalnya, jika pasar untuk produk akhir mengalami penurunan permintaan, perusahaan mungkin kesulitan untuk menyerap biaya produksi di tahap-tahap sebelumnya.
- Keterbatasan Keahlian: Penerapan vertical integration dapat menghadirkan tantangan bagi perusahaan yang tidak memiliki keahlian atau pengalaman di berbagai tahap produksi atau distribusi. Memiliki fasilitas produksi tidak selalu berarti perusahaan dapat mencapai efisiensi atau kualitas yang sama dengan spesialis di bidang tersebut.
- Ketergantungan Internal: Dengan mengandalkan produksi internal, perusahaan dapat menjadi kurang responsif terhadap perubahan pasar atau teknologi yang cepat. Jika produksi internal tidak mampu memenuhi permintaan atau jika ada masalah operasional, perusahaan mungkin menghadapi kesulitan untuk mencari alternatif eksternal.
- Kecilnya Pasar Tertentu: Dalam beberapa industri atau pasar yang lebih kecil, vertical integration mungkin tidak menguntungkan karena tidak ada cukup skala ekonomi untuk mendukung operasi yang terintegrasi secara vertikal.
Kapan Vertical Integration Baik untuk Diterapkan?
Vertical integration dapat menjadi pilihan strategis yang baik untuk diterapkan dalam beberapa situasi tertentu. Berikut adalah beberapa kondisi di mana vertical integration dapat menjadi pilihan yang tepat:
1. Ketergantungan Eksternal Tinggi
Jika perusahaan menghadapi masalah dengan ketergantungan yang tinggi pada pemasok eksternal atau distribusi pihak ketiga, vertical integration dapat membantu mengurangi risiko tersebut. Dengan memiliki kontrol langsung atas produksi dan distribusi, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada pihak eksternal yang mungkin dapat mempengaruhi pasokan atau harga.
2. Kendali Kualitas Produk
Jika kualitas produk atau layanan menjadi kritis bagi kesuksesan perusahaan, vertical integration dapat membantu memastikan kualitas yang konsisten. Dengan mengendalikan proses produksi dari awal hingga akhir, perusahaan dapat lebih mudah memantau dan menjamin standar kualitas yang tinggi.
3. Efisiensi Operasional dan Keuntungan Skala Penuh
Dalam beberapa industri, vertical integration dapat menghasilkan efisiensi operasional dan keuntungan skala penuh. Dengan menghilangkan perantara atau tahap tambahan dalam rantai pasokan, perusahaan dapat mencapai biaya produksi yang lebih rendah dan meningkatkan keuntungan.
4. Diferensiasi Produk atau Layanan
Jika perusahaan ingin menawarkan produk atau layanan yang unik atau diferensiasi dari pesaing, vertical integration dapat memberikan kontrol lebih besar atas elemen yang membedakan tersebut. Dengan mengendalikan proses desain dan produksi, perusahaan dapat menciptakan produk yang eksklusif dan sulit untuk ditiru.
5. Stabilitas Pasokan dan Pengendalian Pasar
Jika perusahaan beroperasi di pasar yang fluktuatif atau bergantung pada bahan baku yang langka, vertical integration dapat membantu menciptakan stabilitas pasokan dan mengendalikan pasar. Perusahaan dapat memastikan pasokan bahan baku yang andal dan mengurangi risiko volatilitas harga.
Baca juga: Peran Supply Chain Visibility Dalam Membantu Perusahaan
Terralogiq: Permudah Perolehan Data Pendukung Pelaksanaan Vertical Integration Perusahaan Anda
Di era informasi yang canggih ini, kebutuhan akan informasi penjualan kian meningkat setiap harinya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa berbagai perusahaan menggunakan berbagai jenis data sebagai bahan pokok untuk menyusun strategi dan tetap sukses dalam bisnis.
Tetapi banyak perusahaan yang mengalami kebingungan bagaimana mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan. Untuk itu, Terralogiq menawarkan solusi praktis dan efisien sebagai mitra bisnis Anda!
Terralogiq merupakan perusahaan IT yang telah berdiri sejak tahun 2013. Dipercaya oleh lebih dari 150 klien, Terralogiq menawarkan solusi pengumpulan data guna pengembangan bisnis melalui sejumlah layanan berbasis geospasial.
Layanan-layanan yang disediakan Terralogiq, antara lain: location intelligence, geomarketing, asset collaterals, asset management system, dll. Layanan-layanan tersebut telah terbukti efektif untuk melakukan pengumpulan dan analisis data untuk berbagai riset.
Tidak hanya itu, Terralogiq juga merupakan Google Cloud Premier Partner yang dapat memberikan berbagai solusi layanan yang berkaitan dengan Google.
Segera hubungi Terralogiq untuk menjawab kebutuhan informasi penjualan Anda! Kunjungi website kami untuk mengetahui lebih lanjut atau hubungi kami melalui halo@terralogiq.com.