Study Case: Bagaimana Perbankan BUMN Memajukan Platform Bank Digital dengan Google Cloud

8 Januari 2025

Arga Nugraha, Chief Digital and Information Officer Bank BRI, di acara Google Cloud Summit Jakarta, 8 Juni 2023

Sebagai salah satu perbankan pemerintah yang merajai seluruh nasabah di seluruh Indonesia, Bank Rakyat Indonesia [Bank BRI] telah berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan mempercepat membangun inklusi keuangan. Dengan target ambisius untuk masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi dalam sistem perbankan hingga 84%, Bank BRI ingin melompat lebih jauh melewati persaingan fintech berkat strategi digital inovatif yang memiliki antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interfaces/API) sebagai intinya. 

Transformasi menjadi masa depan digital

Dalam bisnis perbankan, menjaga kepercayaan sangat krusial – tidak hanya antar bank dan nasabah, tetapi juga antar mitra bisnis. Menyadari pentingnya mempertahankan dan memperoleh kepercayaan agar nasabah dan mitra bisnis untuk mengadopsi sistem digital perbankan, Bank BRI memutuskan untuk mengikuti sertifikasi ISO 27001 pada tahun 2018, menjadi bank pertama di kawasan ASEAN yang mendapatkan sertifikasi kepatuhan terhadap keamanan informasi. Komunitas mitra bisnis dan nasabah internasionall yang menggunakan API-API dari Bank BRI sekarang memiliki alasan lain lagi untuk menaruh kepercayaan mereka pada Bank BRI.

Pernyataan dari Kaspar Situmorang, Wakil Presiden Eksekutif Bank BRI, memiliki visi bagaimana Bank BRI dapat bertransformasi menjadi perusahaan fintech dengan menggunakan teknologi digital dan API. Tim BRI memulai dengan mengimplementasikan web-native frontend  dalam tumpukan teknologi baru dengan Apigee, platform manajemen API dari Google Cloud, sebagai lapisan kedua. Ini merupakan perubahan besar dari teknologi warisan yang ada saat Situmorang bergabung dengan Bank BRI tahun 2017 lalu. Sebelumnya, semua lini produk dari Bank BRI menggunakan API-API publik sendiri, yang tentu sangat sulit untuk dikelola, diamankan, dan dimonetisasi. 

Sejak implementasi Apigee, Bank BRI menemukan bahwa jauh lebih mudah untuk dikelola seluruh siklus API. Tim perbankan digital Bank BRI, menangani semua transaksi antara bank tersebut dan para pihak ketiga.

Sebelumnya, proses pembangunan mitra baru menggunakan teknologi host-to-host dan virtual private network (VPN) bisa memakan waktu hingga 6 bulan. Namun, saat ini mitra dapat melakukan penggabungan sendiri melalui portal pengembangan Bank BRI kurang dari satu jam. Dalam portal tersebut, mitra dapat mendaftar, menemukan API yang tersedia, mengujinya di sandbox, dan memindahkannya ke produksi – semuanya dengan waktu kurang dari satu jam. 

Mendorong Inklusi Keuangan di daerah pedesaan

Dengan memiliki jaringan yang luas di antara bank-bank kawasan ASEAN, Bank BRI juga merupakan lembaga pembiayaan mikro terbesar di Indonesia. Dengan kehadiran yang sudah menjangkau daerah terpencil di Indonesia, Bank BRI bertujuan terus mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses perbankan. 

Untuk menjangkau masyarakat tertinggal di daerah pedesaan, Bank BRI meluncurkan Agen BRILink, yaitu jarigan agen nircabang terbesar di seluruh Indonesia. Agen BRILink dapat membuka cabang baru, menerima setoran, bayar penarikan, serta proses dan mencarikan pinjaman dalam waktu kurang dari dua menit menggunakan aplikasi mobile pembiayaan mikro Pinang. Mengelola penilaian risiko serta potongan gaji otomatis untuk pembayaran telah menghasilkan pinjaman rendah risiko dan menguntungkan Bank BRI.

Menggunakan API untuk ciptakan monetisasi produk baru

Salah satu cara Bank BRI memanfaatkan solusi dari Google Cloud dengan melalui penggunaan inovatif Cloud Vision API, yang memungkinkan bank terintegrasi database identitas pemerintah Indonesia. Identitas nasabah baru – baik yang terdaftar pada cabang, agen BRI Link, maupun aplikasi mobil – diverifikasi secara otomatis dalam hitungan detik melalui proses Optical Character Recognition. Tentunya hal tersebut dapat melihat penilaian kredit lebih instan dan masalah penipuan dan pemalsuan identitas dapat dicegah dengan mudah, Bank BRI dapat lebih yakin untuk membuat keputusan terkait dengan pemberian pinjaman 

Dengan sistem ini, nasabah dapat mengunduh aplikasi dan memindai ID, sehingga memperoleh skor kredit dalam hitungan detik. Surat penawaran digital  akan menunjukan jumlah pinjaman yang diverifikasi dan diizinkan untuk peminjam. Nasabah kemudian dapat menerima penawarannya, lanjut ke layar persetujuan, dan melakukan proses Optical Character Recognition. Lalu uang pinjaman dapat langsung dicairkan. 

Bank BRI melihat bahwa masa depan digital banking memiliki prospek yang sangat cerah, sebagian berkat pasar produk API yang telah dibuatnya untuk melayani sektor fintech. Dengan teknologi digitalnya, dan basis nasabah yang luas, BRI memiliki akses ke data yang besar dan berharga. Bank BRI dapat mengemas data melalui lebih dari 50 API terbuka yang dimonetisasi untuk mitra ekosistem yang ingin melakukan penilaian kredit, evaluasi bisnis, dan pengelolaan risiko. Fintech, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan tidak memiliki keahlian ataupun sumber daya finansial untuk melakukan penilaian kredit berkualitas dan deteksi penipuan sendiri, sehingga mereka semakin beralih ke Bank BRI.
 

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut studi kasus ini untuk memenuhi perbankan digital Anda klik link berikut untuk konsultasi terkait penerapan Google Cloud Platform untuk perbankan digital Anda

Sumber : Kolaborasi Bank BRI dengan Google Cloud untuk memajukan inklusi keuangan dengan perbankan digital 

Author Profile

Share this post on

Related Article