Kupas Tuntas 5 Strategi Supply Chain Management
10 Desember 2023
Tidak dapat dipungkiri bahwa manajemen rantai pasokan atau supply chain management adalah salah satu aspek yang paling penting dari sebuah proses atau alur bisnis. Terutama untuk bisnis yang bergerak dibidang penyediaan barang atau produk untuk konsumen, misalnya perusahaan FMCG.
Seperti yang sudah kita ketahui, supply chain management adalah suatu pengaturan alur proses mulai dari perencanaan, produksi, hingga pendistribusian suatu produk barang atau jasa yang dibuat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Supply chain management bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalams ebuah bisnis. Dengan adanya supply chain management yang baik, suatu perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan berakibat baik kepada peningkatan laba perusahaan. Selain itu, supply chain management yang baik juga dapat mengurangi biaya produksi dan distribusi perusahaan.
Key takeaways:
- Supply chain management bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalams ebuah bisnis.
- Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan supply chain management, perusahaan harus mengatur strategi supply chain management
- Terdapat banyak strategi supply chain management, misalnya lean supply chain, agile supply chain, demand-driven supply chain, risk management supply chain, dan collaborative supply chain
- Untuk dapat menjalankan strategi ini dengan baik, perangkat lunak yang memadai dan dapat mengefisiensi kerja sangat dibutuhkan untuk perusahaan Anda
5 Strategi Supply Chain Management
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, sebuah perusahaan sebaiknya menjalankan supply chain management dengan strategi yang tepat. Perusahaan harus memilih dan menjalankan strategi supply chain management yang sesuai dengan kondisi serta kebutuhan bisnis perusahaan.
Untuk dapat memahami dan memilih strategi yang tepat untuk perusahaan Anda, kami akan membahas 6 strategi supply chain management yang populer digunakan. Berikut adalah 6 strategi supply chain management yang populer digunakan oleh perusahaan.
1. Strategi Lean Supply Chain
Strategi lean supply chain adalah strategi manajemen rantai pasok yang didasarkan untuk mengurangi biaya dan waktu proses rantai pasok keseluruhan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
Strategi ini berfokus pada meminimalkan hal-hal yang tidak memberikan nilai tambah, membuat penyederhanaan, dan mengurangi hal yang tidak diperlukan sehingga akan terjadi upaya yang memaksimalkan seluruh proses yang ada pada rantai pasok.
Strategi lean supply chain, maka akan perusahaan dapat memaksimalkan nilai dan kepuasan konsumen sembari meminimalkan sumber daya dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses dalam rantai pasok.
Dengan begitu, strategi lean supply chain ini akan membuat perusahaan Anda dapat mengurangi biaya yang diperlukan, tetapi tetap dapat meningkatkan kualitas dan kepuasan pelanggan, serta dapat meningkatkan produktivitas.
Terdapat 5 prinsip strategi lean supply chain, yaitu
- Mengidentifikasi nilai produk berdasarkan perspektif konsumen, dimana konsumen menginginkan produk berkualitas superior, dengan harga yang terjangkau dan penyerahan pada waktu yang tepat.
- Memetakan proses pada pemetaan alur produksi dan alur informasi yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa (value stream) untuk setiap produk.
- Menghilangkan pemborosan dari semua aktivitas sepanjang proses value stream
- Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk mengalir secara lancar dan efisien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik (pull system).
- Senantiasa mencari berbagai teknik dan alat peningkatan untuk mencapai keunggulan dan perbaikan terus-menerus.
Baca juga: Manajemen Rantai Pasok: Pengertian, Manfaat, Prinsip, Dan Proses
2. Strategi Agile Supply Chain
Strategi manajemen rantai pasokan berikutnya adalah Agile Supply Chain. Strategi Agile Supply Chain menekankan proses supply chain pada efisiensi proses dan juga pemberdayaan tenaga kerja. Dengan menggunakan strategi ini, tenaga kerja di tuntut harus sigap dalam merespon kondisi pasar yang terus berubah.
Dengan melakukan strategi ini, perusahaan Anda akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena memungkinkan perusahaan untuk selalu bertindak cepat dan tegas.
Selain itu, perusahaan juga dapat memberdayakan semua tenaga kerja untuk mencapai hasil yang positif walaupun dalam kondisi atau situasi yang buruk
Apakah Anda memahami perbedaan antara strategi agile supply chain dan strategi lean supply chain?
Strategi agile supply chain memastikan rantai pasokan gesit dan fleksibel dalam menangani segala bentuk perubahan yang terjadi di pasar. Sedangkan, lean supply chain berfokus pada perbaikan terus menerus dan menjalankan proses dengan langkah-langkah yang minimal.
Untuk dapat mencapai agile supply chain, perusahaan Anda perlu memiliki sumber daya manusia, proses, dan kecerdasan yang memungkinkan Anda mengambil keputusan yang kuat dengan cepat.
Roadmap Strategi Agile Supply Chain
Berikut ini adalah roadmap yang lebih rinci dan dapat Anda gunakan jika ingin menjalankan strategi agile supply chain di perusahaan Anda.
- Tetapkan tujuan dan indikator kinerja utama yang harus dipenuhi perusahaan seputar persyaratan produksi atau pelanggan.
- Tentukan tantangan dan hambatan yang perlu dihadapi perusahaan Anda untuk mencapai tujuannya.
- Buat tim kerja yang fokus untuk mendorong peningkatan di seluruh jaringan. Peran ini harus berkembang seiring berjalannya waktu, terus memantau kinerja, dan menyesuaikan basis untuk menemukan cara baru untuk meningkatkan pengelolaan rantai pasokan.
- Berdayakan karyawan untuk mengambil keputusan dan memajukan strategi Anda di semua tingkat perusahaan. Jangan mengandalkan pendekatan top-down dan proses persetujuan yang rumit. Sebaliknya, latih tim internal agar siap menghadapi kemunduran apa pun yang mungkin timbul dan lengkapi mereka dengan alat yang tepat untuk menangani masalah secara proaktif.
- Tekankan komunikasi dengan pelanggan dan terus beri tahu mereka tentang apa yang terjadi. Pahami tantangan mereka dan berkolaborasi lah dengan mereka untuk mencapai tujuan dan metrik kesuksesan bersama.
- Ambil langkah-langkah untuk menyederhanakan proses bisnis sebanyak mungkin. Identifikasi perbaikan yang cepat dan tidak terlalu penting serta perbaikan jangka panjang dan berkelanjutan. Tekankan perhatian terhadap detail dan kualitas di antara manajer perubahan Anda, tanpa membiarkan mereka terlalu terjebak dalam mengejar kesempurnaan.
3. Strategi Demand-Driven Supply Chain
Strategi demand-driven supply chain (DDSC) adalah sebuah metode supply chain management yang berfokus pada pembangunan rantai pasok sebagai respon terhadap sinyal permintaan pasar. Dengan begitu, kekuatan utama dari strategi ini adalah dorongan dari permintaan konsumen.
Hal ini memberikan peluang yang besar pada konsumen untuk memberikan banyak informasi kepada pengecer dan pemasok secara real-time. Sehingga pengecer dan pemasok dapat memberikan sinyal permintaan kepada perusahaan.
Keuntungan Menjalankan Strategi Demand-driven Supply Chain
Terdapat beberapa keuntungan yang akan kita dapatkan jika menggunakan strategi demand-driven supply chain, yaitu
- Cara yang lebih efektif untuk memenuhi permintaan pelanggan, mitra, dan investor
- Kelangsungan bisnis dengan proses yang ditentukan seperti rantai pasokan yang digerakkan oleh permintaan
- Mencapai visibilitas jangka pendek dan jangka panjang yang lebih besar
- Kekuatan untuk merespons perubahan yang diminta dengan lebih cepat
- Mengurangi modal kerja
- Peramalan yang akurat
- Penurunan biaya transportasi
- Mengoptimalkan struktur saat ini
- Biaya percepatan pesanan dapat dikurangi
- Mengurangi jumlah karyawan seperti perencana dan pembeli
- Penjualan yang hilang dapat diperiksa
- Peningkatan kepuasan konsumen akhir
4. Strategi Risk Management Supply Chain
Strategi risk management supply chain adalah strategi yang mengacu pada identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko yang kemungkinan akan mengganggu jalannya arus rantai pasokan.
Dengan strategi ini, perusahaan Anda akan dapat mengenali apa kekuatan yang dapat Anda gunakan ditengah potensi gangguan yang ada. Strategi ini melibatkan tahapan-tahapan untuk mengenali kerentanan, mengembangkan rencana kontigensi, dan menerapkan strategi mitigasi risiko.
Terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat dijalankan jika ingin mengadopsi strategi risk management supply chain, yaitu
- Identifikasi Risiko: Kenali potensi risiko internal dan eksternal yang mempengaruhi rantai pasokan.
- Penilaian Risiko: Mengevaluasi dampak dan kemungkinan risiko yang teridentifikasi, memprioritaskan risiko berdasarkan potensi konsekuensinya.
- Mitigasi Risiko: Mengembangkan strategi dan tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan potensi dampak risiko yang diprioritaskan.
- Implementasi: Menerapkan strategi yang telah dirancang ke dalam tindakan, memastikan keselarasan dengan tujuan bisnis secara keseluruhan.
- Tinjauan dan Pembaruan: Secara berkala menilai kembali lingkungan risiko, memantau efektivitas strategi yang diterapkan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
5. Strategi Collaborative Supply Chain
Strategi collaborative supply chain adalah strategi yang menekankan pada koordinasi dengan departemen internal dan mitra external untuk dapat mempertahankan arus yang optimal melalui rantai pasokan sehingga dapat memenuhi permintaan secara efisien dan memastikan pengiriman yang tepat dan cepat.
Strategi ini memenuhi salah satu tujuan dari supply chain management, yaitu untuk meningkatkan koordinasi antar pihak terkait yang ada dalam seluruh proses rantai pasok.
Strategi collaborative supply chain menekankan pada kerja sama yang baik antara pemasok, produsen, distributor, pengecer, dan pelanggan untuk saling mengoptimalkan proses dan mencapai manfaat bersama.
Terdapat beberapa prinsip collaborative supply chain, yaitu
- Kesadaran Adanya Tujuan Bersama: Kolaborasi yang baik akan terjadi jika masing-masing yang terlibat memiliki tujuan dan visi yang sama. Dengan visi dan tujuan yang sama, komunikasi yang terjalin akan lebih erat.
- Kepercayaan dan Transparansi: Selain itu, setiap yang terlibat harus memiliki rasa saling percaya dan juga terbuka terhadap satu sama lain. Dengan begitu, masalah yang ada akan dapat dipecahkan dengan lebih baik dan optimal.
- Berbagi Informasi dan Pengetahuan: masing-masing yang terlibat juga harus saling berbagi informasi dan berkemauan untuk saling mengajarkan. Dengan begitu, semua informasi dan pengetahuan setiap orang akan sama. Informasi dan pengetahuan ini meliputi berbagi ramalan permintaan, kemampuan produksi, tingkat inventaris, dan data relevan lainnya di seluruh rantai pasok.
- Perencanaan dan Pelaksanaan Bersama: Dengan bekerja sama, bisnis Anda dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya, mengurangi waktu tunggu, meminimalkan kekurangan persediaan, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Baca juga: Peran Supply Chain Visibility Dalam Membantu Perusahaan
Perangkat Lunak Menunjang Strategi Supply Chain Management
Strategi supply chain ini akan lebih optimal dijalankan bila menggunakan perangkat lunak yang dapat membantu terjadinya arus kerja pada tahapan rantai pasok yang baik. Meningkatkan perangkat lunak dengan yang mendukung integrasi juga menjadi kunci untuk peningkatan strategi supply chain.
Mengapa? Karena dalam strategi ini, akan banyak pertukaran informasi, data, dan juga dokumen lainnya. Untuk dapat menambah efisiensi kerja atau perpindahan data, dapat menggunakan perangkat lunak yang dapat menghubungkan segala informasi tersebut.
Terralogiq dapat membantu Anda untuk meningkatkan sistem pada perangkat lunak Anda menjadi perangkat yang terintegrasi dengan cloud. Terralogiq adalah perusahaan yang menjadi partner premier google cloud. Pekerjaan Anda akan jadi lebih terorganisir dan terintegrasi dengan penggunaan goole workspace. Hubungi kami untuk mendapatkan jasa layanan kami.