Mengenal Lebih Dalam Tentang Apa Itu Scrum
14 November 2022
Dalam lingkup pengembangan software, kompleksitas alur kerja merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Terkadang, kompleksitas ini jugalah yang kemudian menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan proyek.
Untuk meminimalisasi timbulnya hambatan dan memecahkan masalah yang timbul dalam pengembangan software, digunakanlah metode berbasis kerangka kerja (framework) yang dapat meningkatkan efektivitas kerja.
Saat ini, jenis framework yang cukup banyak digunakan dalam pengembangan perangkat lunak adalah scrum. Scrum adalah cara yang efektif dalam membantu tim menemukan hambatan sekaligus menyediakan solusi untuk menyelesaikan hambatan tersebut secara efisien.
Lantas, bagaimana pengoperasian scrum dalam meningkatkan efisiensi pengembangan software? Berikut adalah paparan lengkap mengenai definisi, cara kerja, serta pembagian peran dalam tim operasional scrum.
![Mengenal Lebih Dalam Tentang Apa Itu Scrum](https://terralogiq.com/wp-content/uploads/2022/12/scrum-adalah-1024x576.jpg)
Key Takeaways:
- Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah dalam pelaksanaan proyek
- Kelebihan scrum antara lain: meningkatkan ROI, meningkatkan kualitas produk, mempercepat proses product development, mencegah risiko project gagal, dan meningkatkan kepuasan pelanggan
- Dalam memilih kerangka kerja scrum, tim terbagi atas setidaknya tiga peranan, yaitu: product owner, scrum master, dan development team.
Asal Muasal dan Pengertian Scrum
Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah dalam pelaksanaan proyek. Pada dasarnya, scrum adalah pendekatan yang digunakan untuk mengimplementasikan pengembangan metode Agile, yang mengandalkan prinsip kolaborasi dan orientasi yang bersifat user-centric.
Bagi yang belum mengetahui, pendekatan Agile merupakan framework pengembangan software yang beroperasi secara berulang (iterative) dan bertahap (incremental). Agile terdiri atas kumpulan metode yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tim dalam mengembangkan software, di mana scrum adalah salah satu metode yang banyak digunakan.
Scrum didasarkan pada artikel “The New New Product Development Game” yang diterbitkan oleh Harvard Business Review pada 1986. Artikel yang ditulis oleh Takeuchi dan Nonaka ini memaparkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui rahasia di balik kesuksesan perusahaan Jepang dalam membuat produk baru dengan kualitas yang baik.
Menggunakan metode survei, beberapa perusahaan yang menjadi subjek penelitian adalah Fuji Xerox, Canon, 3M, dan Honda. Hasilnya, ditemukan bahwa perusahaan tersebut menggunakan pendekatan yang sama dalam melakukan pengembangan produk, yaitu mengandalkan kemampuan kerja tim dalam self-organization untuk membuat inovasi pada produk.
Sementara itu, pemanfaatan scrum untuk pengembangan software pertama kali dilaksanakan pada tahun 1993 di Easel Corporation oleh Jeff Sutherland.
Hasil dari pengalaman tersebut kemudian ditulis oleh Schwaber dan Beedle dalam sebuah buku berjudul Agile Software Development with Scrum yang terbit pada tahun 2002.
Dalam tulisan tersebut, dipaparkan bagaimana scrum berperan sebagai kerangka kerja yang dijalankan oleh sebuah tim sebagai pengendali penuh sistem kerja. Lebih lanjut, dipaparkan pula bahwa scrum beroperasi dengan mengandalkan siklus sprint dan mengatur skala prioritas terhadap backlog yang telah dikumpulkan.
Mengandalkan komunikasi yang kuat antar anggota tim, scrum tak hanya dapat Anda gunakan untuk mengembangkan produk maupun software. Faktanya, scrum juga dapat diaplikasikan dalam berbagai kegiatan yang membutuhkan adanya project management, seperti proses pembuatan website, marketing, serta event planning.
Kelebihan Scrum
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Agile yang merupakan payung dari scrum memiliki beberapa jenis metode yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas output. Hal ini tentunya akan membuat Anda bertanya-tanya, mengapa scrum cenderung lebih disukai sebagai kerangka kerja untuk lingkup pekerjaan software development.
Menjawab pertanyaan tersebut, di bawah ini tertulis lima kelebihan yang akan Anda dapatkan dengan memilih scrum sebagai kerangka kerja.
1. Meningkatkan ROI
Operasionalisasi scrum menghasilkan sesuatu yang bersifat produktif, kreatif, dan bernilai tinggi. Hal inilah yang menjadikan scrum berpotensi untuk meningkatkan Return of Investment (ROI) dari sebuah perusahaan.
Lebih lanjut, produk yang dihasilkan oleh scrum umumnya bersifat fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Hal ini berimplikasi pada minimnya waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk membuat inovasi dari produk yang telah dihasilkan.
2. Meningkatkan Kualitas Produk
Operasionalisasi scrum membedah setiap permasalahan (backlog) dalam satu siklus pengerjaan yang umum dikenal sebagai sprint.
Setelah sprint selesai dikerjakan, tim tidak akan langsung menyelesaikan permasalahan berikutnya. Alih-alih, mereka akan mengadakan review dan testing terhadap produk yang dihasilkan.
Setelah produk dianggap memenuhi kualitas yang diinginkan, barulah tim melanjutkan ke sprint berikutnya. Hal inilah yang kemudian menjadikan scrum sebagai solusi ideal untuk menghasilkan produk berkualitas baik.
3. Mempercepat Proses Product Development
Operasionalisasi scrum dilakukan setelah tim membuat perencanaan yang matang. Perencanaan yang dimaksud di antaranya adalah menentukan durasi sprint dan mengurutkan backlog berdasarkan skala prioritas.
Dengan perencanaan yang matang tersebut, scrum membantu proses development hingga 30-40% lebih cepat dibandingkan dengan kerangka kerja tradisional. Lebih lanjut, perencanaan yang matang dapat meminimalisasi potensi overdue dalam sebuah project.
4. Mencegah Risiko Project Gagal
Dengan menyelesaikan satu persatu backlog dalam sebuah project, tim scrum dapat fokus terhadap detail dan assignment sebuah backlog. Melalui prinsip ini, tim akan semakin mudah mendeteksi adanya kesalahan dan mencegah kegagalan project yang disebabkan oleh kesalahan tersebut.
5. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Agile yang merupakan payung dari scrum bersifat user-centric. Dalam hal ini, segala tindakan yang akan dilakukan oleh tim scrum idealnya berasal dari masukan dan kebutuhan pengguna.
Hal ini tentunya dapat meningkatkan kepuasan pengguna. Sebab, hal ini menunjukkan bahwa sebuah perusahaan benar-benar mengerti apa yang menjadi urgensi dari target pasar mereka.
Pada konteks tertentu, end user dapat meninjau langsung proses pengerjaan product dan memastikan output dari project sesuai dengan harapan dan ekspektasi terhadap produk tersebut.
Baca juga: Dicoding Java: Bahasa Pemrograman Populer di Kalangan Developer!
Alur Kerja Metode Scrum
![Alur Kerja Metode Scrum](https://terralogiq.com/wp-content/uploads/2022/12/scrum-adalah-1-1024x576.jpg)
Di bawah ini adalah enam tahapan alur kerja scrum.
1. Menentukan Anggota Tim
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, project management yang mengandalkan scrum membutuhkan kolaborasi antar anggota tim untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena itulah, tahap awal penerapan scrum adalah memilih dan membentuk tim eksekutor.
Umumnya, scrum dilaksanakan oleh tim yang berjumlah tak lebih dari 10 orang. Hal ini untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas seluruh anggota dalam mengerjakan tanggung jawab relatif rumit.
Lebih lanjut, jumlah tim eksekutor yang dibuat ringkas merupakan sebuah jalan untuk menghindari timbulnya hambatan yang disebabkan oleh proses komunikasi antar anggota tim.
2. Menentukan Peran Dalam Tim
Setelah anggota tim ditentukan, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan peranan masing-masing anggota tim. Hal ini bertujuan agar terdapat kejelasan dalam struktur serta mencegah terjadinya overlapping dalam pelaksanaan tanggung jawab.
Contoh peran vital dalam project management adalah Scrum master atau project manager yang bertanggung jawab untuk memastikan sebuah proyek berjalan lancar.
Lebih lanjut, ada pula pemilik produk (product owner). Tanggung jawab yang diampu oleh product owner di antaranya adalah memastikan produk yang dihasilkan telah sesuai dengan kualitas yang ingin dicapai.
3. Mengumpulkan dan Menyusun Product Backlog
Setelah peran ditentukan dan nggota tim telah memahami tanggung jawab masing-masing, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah mengumpulkan hal-hal penting yang umum disebut item product backlog.
Product backlog secara garis besar dimaknai sebagai permasalahan yang harus dipecahkan dalam pelaksanaan project. Setelah backlog terkumpul, tim akan mengurutkan backlog berdasarkan skala kepentingan. Dalam hal ini, backlog terbagi menjadi dua, yaitu:
- Epics
Epics merupakan permasalahan utama yang harus diusut lebih lanjut karena minimnya detail dan data pendukung. - Stories
Stories merupakan cerita lebih rinci mengenai tujuan yang penting untuk dilakukan.
4. Menentukan Waktu Pengerjaan
Pada lingkup project management, ada sebuah tahapan yang dikenal sebagai sprint. Bagi yang belum mengetahui, sprint merupakan pekerjaan dengan rangkaian fitur-fitur yang dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah, seperti perancangan produk baru.
Jika sebelumnya tim telah mengumpulkan dan menyusun product backlog, project yang berada pada prioritas tertinggi kemudian akan diletakkan dalam sprint backlog. Tahapan ini disebut dengan perencanaan sprint.
Selanjutnya, akan ditentukan lama waktu sprint akan berlangsung. Umumnya, sprint berlangsung selama 7 hingga 30 hari. Lama waktu sprint mengacu pada kompleksitas sebuah project.
5. Memulai Sprint
Setelah waktu pengerjaan proyek disepakati, tim dapat memulai perencanaan sprint pertama dan melaksanakan brainstorming terkait hal-hal yang harus dilakukan. Setelah semua anggota tim menyetujui hal-hal yang dipaparkan dalam brainstorming, sprint untuk backlog yang berada di urutan teratas dapat segera dimulai.
Dalam pelaksanaan sprint, temuan backlog baru adalah suatu hal yang sangat mungkin terjadi. Menyikapi hal tersebut, diskusikan temuan backlog pada product owner untuk mengetahui apakah backlog dapat dilaksanakan dalam sprint tersebut atau diikutsertakan pada sprint berikutnya.
6. Sprint Review
Setelah satu sprint selesai, hal selanjutnya yang dapat dilakukan oleh tim adalah melakukan review. Dalam pelaksanaannya, sprint review bertujuan untuk melihat keberhasilan sprint dalam menyelesaikan sebuah backlog.
Setelah review dilakukan dan sprint dianggap berhasil, hal berikutnya yang akan dilakukan adalah mengingat dan mengimplementasikan seluruh tahapan dalam backlog yang akan dilakukan berikutnya. Kegiatan ini ini disebut sebagai retrospective process.
Peranan dalam Metode Scrum
Pada pemaparan terkait alur kerja scrum, ada tahap pembagian peran yang bertujuan untuk memperjelas struktur dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. Dalam memilih kerangka kerja scrum, tim terbagi atas setidaknya tiga peranan, yaitu:
1. Product owner
Product owner merupakan pemeran utama dalam pelaksanaan scrum. Orang yang diberi peran ini harus memahami pekerjaan anggota lainnya dan bagaimana dampak pekerjaan tersebut pada kebutuhan bisnis dan keberlangsungan project.
Selain itu, product owner juga bertugas untuk memastikan bahwa kinerja tim dan project yang dilakukan telah memenuhi target yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dalam melakukan hal ini, seorang product owner harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik guna menjalankan fungsi sebagai perantara stakeholder dengan tim.
Terakhir, product owner juga idealnya memahami harapan pengguna terhadap sebuah produk dan tren pasar.
2. Scrum Master
Selanjutnya, peran yang turut ambil bagian dalam pelaksanaan scrum adalah scrum master. Orang yang memegang peranan sebagai scrum master bertanggung jawab sebagai fasilitator yang memastikan bahwa operasionalisasi metode scrum tetap memenuhi tata nilai Agile secara efektif.
Selanjutnya, scrum master juga berperan dalam memimpin rapat dan mengatasi hambatan dalam project. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan anggota tim telah memahami teori, praktik, nilai, dan aturan dalam scrum.
Meski memegang peranan penting dalam scrum team, seorang scrum master tidak memiliki wewenang untuk memberikan tugas terhadap anggota tim lainnya.
3. Development Team
Development team atau tim pengembangan adalah peran terakhir yang berada dalam susunan keanggotaan tim operasional scrum. Tim ini tersusun atas profesional dengan berbagai keahlian untuk menyelesaikan tugas dalam sprint.
Jenis keahlian yang umumnya terdapat dalam development team adalah computer engineer, penulis, dan data analyst. Selain itu, developer dan UI/UX designer juga umumnya turut ambil bagian dalam tim ini.
Development team beroperasi dengan sistem self-organizing, di mana masing-masing individu diberi kebebasan untuk bekerja berdasarkan kemampuan masing-masing. Kendati demikian, mereka saling berkolaborasi dalam memetakan tujuan dan rencana eksekusi sebuah project.
Baca juga: Mengenal Lebih dalam Profesi Software Developer
Operasikan Scrum Secara Efektif Bersama Terralogiq
Ingin mengmbangkan bisnis digital yang berorientasi kepada user? Anda dapat mengandalkan scrum sebagai framework dalam software development. Meski begitu, kompleksitas dan waktu yang terbatas kerap menjadi kendala perusahaan.
Tak perlu risau, Terralogiq adalah solusi yang tepat untuk berbagai persoalan terkait IT. Berdiri sejak 2013 dan telah dipercaya lebih dari 150 klien, Terralogiq adalah perusahaan berbasis teknologi yang menyediakan berbagai layanan untuk meningkatkan adaptabilitas perusahaan di era digital.
Lebih lanjut, Terralogiq juga merupakan Premier Partner dari Google Cloud yang menyediakan banyak layanan untuk kebutuhan bisnis Anda. Ingin menjadikan Terralogiq solusi ideal bagi digitalisasi bisnis Anda? Kunjungi website kami untuk mendapatkan wawasan serta informasi lebih lanjut.