Mengulik Pengertian Front End dan Perbedaannya dengan Back End

29 Desember 2022

Seiring pesatnya industri teknologi berkembang perusahaan berlomba-lomba mengembangkan usahanya pada sebuah web atau aplikasi yang memberikan pengalaman menyenangkan bagi penggunanya (user friendly). Dalam proses website developement, dibutuhkan front end yang baik untuk menciptakan tampilan website yang responsif dan bahkan mampu membuat pengunjung betah berlama-lama mengaksesnya. Lantas pertanyaanya apa itu front end? Artikel ini akan mengulik lebih dalam tentang front end. Mulai dari pengertian, tugas, kemampuan yang dimiliki, hingga apa yang membedakannya dengan Back End.

Mengulik Pengertian Front End dan Perbedaannya dengan Back End

Key Takeways

  • Pengertian front end adalah bagian dari website yang berbentuk pemrograman untuk mengembangkan tampilan sebuah aplikasi atau website.
  • Dari pengertian front end ini dapat dikatakah bahwa perannya sangat penting dalam proses pengembangan website.

Pengertian Front End

Front end adalah bagian dari website yang berbentuk pemrograman untuk mengembangkan tampilan sebuah aplikasi atau website. Front end sering disebut juga sebagai “client-side”. Sedangkan orang yang ahli mengerjakan proses front end disebut Front End Developer.

Namun jangan tertukar dengan peran web design. Walaupun front end berkaitan dengan hal-hal visual namun ia berbeda dengan desain web, front end lebih fokus memperhatikan kegunaannya dimana rekayasa yang mengubah desain menjadi situs web interaktif yang lebih hidup. Front end developer juga bertanggung jawab utuk menghubungkan suatu situs website atau aplikasi dengan para penggunanya.

Dalam bekerja front end tidak sendirian. Mereka juga berkolaborasi dengan berbagai tim, mulai dari back end, UI/UX, hingga marketing. Misalnya, saat mengerjakan tampilan sebuah website. Front end akan bekerja dengan UI/UX terkait desain website yang diinginkan. 

Alur kerjanya, tim UI/UX akan mendesain tampilan dari website dan kemudian mereka akan memberikan desain tersebut ke front end. Selanjutnya tim front end akan mengubah gambar desain dari tim UI/UX ke kode yang akan menghasilkan elemen visual pada tampilan website. Dari front end selanjutnya webiste akan dikerjakan oleh back end.

Singkatnya, seorang front end developer mengaktifkan desain dan tombol-tombol pada sebuah website atau aplikasi yang telah dirancang oleh UI/UX. Lebih jelas mengenai front end bisa dilihat pada roadmap berikut :

Pengertian Front End

Perbedaan Front End dan Back End developer

1. Dari segi cara kerja

Front End Developer bertanggung jawab atas komposisi tampilan sebuah website dan aplikasi. Mulai dari isi konten, gambar, warna, ukuran font serta tombol-tombol yang terdapat harus membuat pengguna merasa nyaman ketika melihat dan berinteraksi di dalamnya.

Back End Developer bertanggung jawab melakukan kontrol dari sisi server, database dan sistem. Adapun bahasa pemrograman yang biasanya digunakan dalam back end adalah PHP, Ruby, dan Phyton.

2. Dari segi skill yang dikuasai

Front End Developer harus memiliki kemampuan dasar yaitu minimal menguasai tiga bahasa pemrograman seperti Javascript, HTML dan CSS. Akan tetapi semakin banyak bahasa pemrograman yang dikuasai, maka kesempatan untuk menjadi seorang front end developer akan semakin terbuka lebar. Skill kedua yang dibutuhkan oleh seorang Front End Developer adalah kemampuan framework dan library. Umumnya framework yang digunakan front end developer adalah Angular.js dan React.js.

Back End Developer harus memiliki skill membaca bahasa pemrograman yang ditampilkan pada “balik layar” sebuah situs dan aplikasi. Bahasa pemrograman yang sering digunakan adalah framework dan library. Beberapa contoh framework dan library adalah C#, GO, Django dan Express. Selain empat bahasa pemrograman tersebut, ada pula bahasa pemrograman dalam perangkat lunak seperti MySQL, SQL , Oracle dan Server yang juga termasuk ke dalam skillset Back End Developer.

3. Dari segi waktu kerja

Front end developer baru akan memulai pekerjaannya saat UX Designer telah menyelesaikan pekerjaannya. Jika tidak ada perubahan dari sisi desain UX, maka front end developer dapat segera mengeksekusi bahasa pemrograman pada desain user interface.

Back end developer mengambil alih pekerjaan begitu front end developer menyelesaikan pekerjaannya. Lingkup kerja back end yakni menentukan penggunaan instruksi apa saja yang akan diaplikasikan pada desain dan bahasa pemrograman yang digunakan.

4. Dari segi posisi di perusahaan

Meski pada dasarnya Front End Developer dan Back End Developer bekerja berdampingan namun keduanya tidak selalu digabungkan pada satu posisi yang sama.

Di beberapa perusahaan menetapkan kebijakan di mana seorang Front End Developer tidak harus memiliki skill seorang Back End Developer. Oleh karena itu posisi kerja keduanya selalu dibedakan pada sebuah perusahaan. Front End Developer bekerja dan menggunakan keahliannya di awal pembuatan aplikasi atau situs. Sementara Back End Developer bekerja pada tahap akhir untuk penyelesaian aplikasi atau situs.

Masih terkait kebijakan perusahaan, beberapa perusahaan memilih menggunakan dua orang yang berbeda untuk mengisi posisi Front End Developer dan Back End Developer. Namun ada pula perusahaan yang hanya menggunakan satu pekerja untuk dua skill tersebut.

Jika perusahaan mempekerjakan 1 orang untuk yang memiliki skill front end dan back end developer biasanya pekerja yang dipilih adalah seorang yang disebut sebagai full stack developer. Full stack developer ialah orang yang menguasai skill yang dimiliki oleh Front End Developer dan Back End Developer.

Baca juga: Mengenal Lebih dalam Profesi Software Developer

Tugas dan Tanggung Jawab Front End

  1. Memastikan kelayakan teknis desain dari UI/UX
  2. Mengoptimalkan responsivitas atau kecepatan dari website/aplikasi
  3. Menggunakan desain responsif dalam pembuatan antarmuka pengguna situs web atau aplikasi
  4. Memahami alat dan fitur pengembangan front end, seperti sistem pengelolaan konten, sistem otomatisasi, sistem kontrol versi, kerangka kerja dan juga API.
  5. Menguji situs web atau aplikasi untuk kegunaan
  6. Mengatasi masalah kode apa pun yang tidak berfungsi
  7. Mampu menguji dan melakukan debugging
  8. Menerapkan elemen visual pada situs web atau aplikasi
  9. Mengoptimalkan arsitektur visual situs web atau aplikasi
  10. Memastikan kelayakan dari tampilan website sebelum mengirimkannya ke tim back end developer
  11. Berkolaborasi dengan tim lainnya

Skill yang harus dimiliki Front End

1. Menguasai bahasa pemrograman HTML dan CSS

HTML dan CSS merupakan keahlian utama yang harus dikuasai untuk menjadi seorang front end developer. Ini karena CSS (Cascading Style Sheets) dan HTML (HyperText Markup Language) merupakan landasan dari pengembangan website. HTML digunakan untuk membuat rangkaian utama dari satu situs website. Sedangkan CSS digunakan dalam mengatur tampilan dari website tersebut yang meliputi tata letak, warna, font, dan gaya halaman. 

2. JavaScript

Jika CSS dan HTML digunakan untuk membuat dasar dari sebuah website, maka JavaScript diperlukan untuk membuat situs website menjadi interaktif. Dikutip dari hackreactor.com, Javascript biasanya juga digunakan dalam pembuatan aplikasi website dan seluler, membangun server web sederhana, serta mengembangkan game. Lebih lanjut mengenai kemampuan seorang front end, mereka juga harus memiliki kemampuan TypeScript. TypeScript ini adalah superset JavaScript yang merupakan kompilasi dari JavaScript biasa.

3. Frameworks and Libraries

Menggunakan bahasa pemrograman bukan hal mudah, terkadang seorang Front End developer membutuhkan berbagai hal yang dapat menunjang pekerjaannya, seperti framework. Dengan menggunakan framework, front end developer dapat meringkas rangkaian kode yang panjang menjadi lebih pendek.

Sementara libraries merupakan kumpulan kode yang telah ditulis sebelumnya yang dapat digunakan pengguna lain untuk mengoptimalkan tugas. Salah satu jenis libraries yang sering digunakan front end developer yakni jQuery. jQuery adalah kumpulan plugin dan ekstensi yang membuat penggunaan JavaScript di situs web yang telah dibuat menjadi lebih mudah dan lebih cepat. 

4. CSS Preprocessors

Semakin besar ruang lingkup dan pengkodingan pada sebuah situs website, maka penggunaan CSS akan bertambah sulit. Terkadang seorang front end developer terjebak pada kondisi menulis kode berulang atau mengutak-atik struktur file yang salah. Sehingga dapat membuang banyak waktu. Untungnya ada CSS preprocessor.

Penggunaan CSS preprocessor dapat jadi solusi dari kendala tersebut. Dilansir dari interviewbit.com, penggunaan preprocessor CSS adalah metode lain sebagai alternatif untuk mempermudah pemrograman CSS.

Stylus, SASS dan LESS adalah preprocessor CSS yang memungkinkan pengembang membuat kode dalam bahasa praprosesor. Dengan begitu, seorang front end developer dapat menyelesaikan segala sesuatu yang akan jauh lebih sulit dicapai dengan CSS. Preprocessor CSS nantinya akan membantu untuk memverifikasi kode yang telah diatur di situs web dapat berfungsi atau tidak.

4. Responsive design

Seperti yang Anda tahu, kini semakin banyak penggunaan gadget seperti smartphone dan tablet yang digunkan untuk mengakses internet. Tren ini menambah daftar keahlian yang harus dimiliki seorang yang bekerja sebagai front end yaitu menciptakan desain responsif. Responsive design adalah pendekatan tampilan grafis yang digunakan untuk membuat konten yang sesuai dengan berbagai ukuran layar gawai.

Saat membuat situs web, front end harus memastikan tampilan halaman dapat beradaptasi dengan perangkat yang digunakan oleh pengunjung. Biasanya untuk membuat tampilan dengan desain responsif, front end dapat menggunakan kerangka kerja CSS seperti Bootstrap. 

5. Testing dan debugging

Seorang front end developer harus memiliki kemampuan testing dan debugging, yaitu kapasitas untuk menguji kelayakan sebuah situs website dan bebas dari bug. Dalam melakukan hal tersebut, ada berbagai pendekatan untuk melakukan testing. Salah satunya yaitu, pengujian fungsional untuk memeriksa bagian tertentu dari sebuah situs website dan memvalidasi bahwa kinerjanya sesuai dengan pengkodingan yang telah dilakukan. 

6. Version control

Version control adalah proses merekam dan mengontrol perubahan pada kode sumber sehingga jika terjadi kesalahan, seorang front end developer tidak perlu memulai dari awal lagi. Dalam melakukan version control dapat menggunakan Git. Git adalah salah satu sistem kontrol versi yang paling banyak dipakai.

Dapatkan front end website dengan Terralogiq

Terralogiq adalah perusahaan solusi IT yang dipercaya oleh lebih dari 150 klien di seluruh Indonesia. Kami adalah mitra resmi Google Cloud Premier Partner yang dapat membantu Anda menyerap, memproses, dan menganalisis aliran peristiwa secara real time untuk menemukan solusi pengembangan terkini terutama di bidang spasial yang Anda butuhkan. 

Solusi analisa Google Cloud ini membuat data menjadi lebih teratur, berguna, dan mudah diakses sejak dibuat. Anda juga bisa mendapatkan market insight dengan memanfaatkan data geospasial pada alur kerja big data. Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan menggunakan layanan kami? Kunjungi website resmi kami di link ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Author Profile

Albi Panatagama

Marketing and Public Relations Terralogiq Premier Partner Google Maps Platform

|

Share this post on

Related Article