Operational Cost: Arti, Jenis, dan Contoh Nyata Dalam Bisnis
14 Mei 2023
Apakah Anda pernah berencana untuk membangun sebuah bisnis? Ya, membangun sebuah bisnis mungkin sudah menjadi idaman untuk banyak orang. Selain karena dapat menerima keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan bekerja sebagai karyawan biasa, memiliki bisnis juga menjadi suatu kebanggaan bagi seseorang karena dapat menjadi suatu legacy di masa-masa mendatang.
Namun, membangun bisnis tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan, bukan? Tidak jarang seseorang ragu untuk menekuni dunia bisnis karena risiko-risiko yang akan dihadapinya, misalnya saja seperti keuntungan yang fluktuatif, kondisi ekonomi mikro dan makro, serta faktor stabilitas politik yang dapat berpengaruh. Maka tak jarang jika masih banyak orang yang pada akhirnya lebih memilih untuk menjadi karyawan swasta atau pegawai pemerintahan agar mendapatkan jaminan pendapatan setiap bulannya.
Akan tetapi, tahukah Anda bahwa membangun bisnis dapat dilakukan apabila melalui perencanaan yang baik dan matang? Sebuah bisnis memang tidak bisa dikatakan akan selalu berhasil, tetapi Anda dapat meminimalisir risiko-risiko yang ada melalui perencanaan bisnis yang matang, salah satunya dari segi biaya atau operational cost yang patut diperhitungkan dengan rinci. Karena seperti yang kita ketahui bersama, operational cost memegang peranan yang sangat penting bagi setiap jenis bisnis yang akan Anda jalankan, operational cost menentukan pula jenis serta kualitas barang dan jasa yang akan Anda pasarkan kepada calon pelanggan.
Maka dari itu, kali ini kita akan membahas apa itu operational cost, jenis-jenis, serta contoh nyata yang sering Anda temui sehari-hari.
Key Takeaways:
- Membangun sebuah bisnis merupakan dambaan banyak orang, salah satunya adalah karena keuntungan yang didapat berpotensi lebih besar dibandingkan menjadi seorang pegawai swasta/pemerintahan.
- Akan tetapi, masih banyak orang yang ragu untuk masuk ke dalam dunia bisnis karena risiko-risiko bisnis yang akan dihadapi.
- Salah satu kunci untuk membangun sebuah bisnis secara berkesinambungan adalah dengan perencanaan yang baik dan matang.
- Operational cost menjadi faktor penting dalam perencanaan sebuah bisnis, karena menyangkut cash flow dari bisnis yang akan dijalankan.
- Jenis operational cost yang sering dijumpai seperti biaya payroll, marketing, research & development, rent, dan lain-lain.
Pengertian Operational Cost
Operational cost atau biaya operasional adalah biaya yang dibutuhkan oleh sebuah usaha yang di dalamnya termasuk untuk biaya maintenance dan administrasi demi menunjang operasional bisnis sehari-hari. Operational cost sendiri secara umum terbagi dua menjadi COGS dan SG&A, COGS atau kependekan dari cost of goods sold adalah biaya yang dikeluarkan oleh sebuah bisnis untuk menunjang biaya produksi dan barang, sedangkan SG&A atau selling, general, and administrative adalah biaya-biaya di luar produksi seperti biaya sewa hingga biaya gaji karyawan.
Melihat pentingnya operational cost dari penjelasan sebelumnya, maka tak heran jika operational cost juga dapat menentukan revenue dari sebuah perusahaan. Bagaimana cara operational cost dapat mempengaruhi revenue dari sebuah bisnis? Seperti pada penjelasan mengenai SG&A, bahwa biaya seperti biaya pemasaran akan termasuk ke dalam SG&A, apabila perusahaan memutuskan untuk mengurangi biaya pemasaran, otomatis revenue dari perusahaan tersebut akan naik dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang hal tersebut justru berpotensi menurunkan revenue mereka karena kurangnya aktivitas promosi.
Begitu pun juga misalnya dengan tidak menaikkan atau bahkan memotong kenaikan gaji karyawan, secara jangka pendek pasti akan menaikkan revenue, akan tetapi dalam jangka panjang akan mempengaruhi produktivitas karyawan yang berujung pada penurunan revenue.
Secara umum, memang terdapat bagian-bagian dari operational cost yang dapat dipangkas demi menaikkan revenue. Namun, tidak semuanya dapat dipangkas apabila berkaitan dengan produktivitas karyawan atau kegiatan produksi.
Baca juga: Peran dan Cara Mengoptimalkan FMCG Supply Chain
Menghitung Operational Cost
Setiap perusahaan pasti memiliki caranya sendiri untuk menghitung biaya operasional, akan tetapi secara umum terdapat kalkulasi yang biasa digunakan. Berikut merupakan rumus dalam menghitung biaya operasional:
Operational Cost = Cost of Goods Sold + Operating Expenses
Untuk mendapatkan nominal cost of goods sold, biasanya perusahaan dapat menemukannya di dalam laporan laba rugi atau dalam bahasa akuntansi disebut dengan income statement, begitupun dengan operating expenses yang juga dapat ditemukan di dalam income statement.
Jumlahkan nominal cost of goods sold bersamaan dengan operating expenses untuk mendapatkan nominal operating cost yang Anda butuhkan.
Jenis-Jenis Operational Cost
Seperti pada pembahasan sebelumnya, operational cost terbagi ke dalam dua jenis, yaitu cost of goods sold dan operating expenses. Berikut ini beberapa contoh tentang kedua jenis operational cost tersebut.
1. Cost of Goods Sold
- Accounting and legal fees.
- Bank charges.
- Sales & marketing costs.
- Travel expenses.
- Entertainment costs.
- Research and development expenses.
- Office supply costs.
- Rent.
- Repair and maintenance costs.
- Utility expenses.
- Salary and wage expenses.
- Etc.
2. Operating Expenses
- Direct material costs.
- Direct labour.
- Rent of the plant or production facility.
- Benefits and wages for the production workers.
Baca juga: Sukseskan Bisnis dengan Melakukan Market Opportunity Analysis
Komponen dari Operational Cost
Setelah memahami jenis-jenis operational cost sebelumnya, kali ini kita akan membahas komponen dari operational cost itu sendiri, sebagai berikut.
Secara umum, komponen operational cost terdiri dari fixed cost dan variable cost.
1. Fixed Cost
Sesuai dengan namanya, fixed cost berarti biaya tetap, yaitu jenis biaya yang sebuah perusahaan wajib keluarkan dalam rentang periode tertentu. Fixed cost sendiri tidak terpengaruh oleh kualitas penjualan, kondisi ekonomi, dan faktor-faktor lainnya, sehingga pihak perusahaan atau pemilik bisnis wajib untuk membayarkannya.
Contoh nyata dari penggunaan fixed cost adalah biaya sewa, misalnya Anda memiliki sebuah pabrik pengolahan plastik yang mana pabrik tersebut pasti berdiri entah di atas tanah sendiri atau menyewa, apabila menyewa maka Anda wajib untuk membayarkan uang sewa, belum lagi untuk keperluan seperti biaya asuransi, pengamanan, dan lain sebagainya.
Melihat penjabaran contoh di atas, tidak mungkin seorang pemilik pabrik tersebut tidak ingin membayar listrik atau biaya sewa, walaupun permintaan akan produk sedang tidak tinggi.
Pada dasarnya, apabila memanfaatkan penggunaan fixed cost dengan baik dapat berguna bagi perusahaan. Apabila masih mengambil use case di atas, maka sebuah pabrik seharusnya tidak berhenti produksi, bukan? Dengan kondisi tersebut, pabrik dapat terus memproduksi barang-barang dengan kuantitas yang stabil, terlepas permintaan sedang tinggi atau rendah, sehingga ketika nanti terdapat demand yang tinggi dari pasar, maka pabrik tersebut sudah siap dalam melakukan rantai pasoknya.
2. Variable Cost
Variable cost merupakan kebalikan dari fixed cost, di mana variable cost merupakan beban biaya yang bersifat tidak teratur alias selalu berubah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu contoh nyata dari penerapan variable cost adalah beban biaya listrik di suatu perusahaan atau bisnis, apabila sedang tidak banyak melakukan kegiatan produksi, otomatis banyak peralatan elektronik yang tidak digunakan, sehingga akan mengurangi beban biaya listrik.
Selain daripada penerapan metode fixed cost yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, penerapan variable cost juga dapat memberikan efek bagi keuangan perusahaan. Contoh nyata adalah ketika sebuah restoran atau rumah makan membeli bahan-bahan mentah dalam jumlah yang banyak, biasanya supplier bahan-bahan mentah cenderung akan memberikan diskon ketika terdapat pembeli yang membeli dalam jumlah yang besar.
3. Semi-Variable Cost
Selain terdapat fixed cost dan variable cost, terdapat juga perpaduan antara kedua komponen dari operational cost tersebut, yaitu semi-variable cost. Semi-variable cost adalah beban biaya yang sama memadukan antara fixed cost dan variable cost di saat yang bersamaan, mayoritas perusahaan pasti memiliki semi-variable cost di dalam proses bisnisnya, misalnya saja dalam pembayaran gaji karyawan.
Setiap perusahaan wajib untuk membayarkan gaji kepada karyawannya dalam rentang periode tertentu, tetapi selain daripada gaji, terdapat komponen gaji lainnya seperti uang lembur yang bisa didapatkan oleh karyawan. Pembayaran gaji merupakan fixed cost, sedangkan pembayaran uang lembur merupakan variable cost karena belum tentu didapatkan di setiap bulannya.
Baca juga: Apa itu Distribution Strategies? Kupas Semuanya Di Sini
Seberapa Penting Operational Cost Terhadap Bisnis Anda?
Setelah melihat beberapa penjelasan mengenai operational cost, apakah menurut Anda operational cost memegang sebuah peranan penting didalam menjalankan sebuah bisnis? Ya, operational cost jelas memegang sebuah peranan penting di dalam cash flow sebuah perusahaan, pun Anda harus selalu mengawasi operational cost yang terjadi di perusahaan atau bisnis Anda.
Operational cost merupakan elemen terpenting di dalam kondisi keuangan perusahaan Anda, dengan demikian Anda dapat melihat seberapa baik bisnis Anda berjalan atau bahkan dapat menemukan pengeluaran yang seharusnya dapat ditekan, seperti biaya peralatan kantor, dengan menghemat kertas dan menggunakan paperless based. Apapun yang terjadi di perusahaan Anda pasti akan berpengaruh terhadap operational cost, maka demikian sangat penting bagi Anda untuk selalu memperhatikannya.
Secara umum, dapat disimpulkan dua alasan mengapa operational cost sangat penting bagi perusahaan Anda.
- Operational cost dapat membantu Anda melihat arus kas atau cash flow yang terjadi, sehingga Anda dapat memastikan bahwa keuangan perusahaan Anda mampu untuk membayar beban gaji karyawan dan beban pengeluaran lainnya.
- Anda ingin memastikan bahwa para karyawan Anda telah mengerjakan tugasnya masing-masing dengan waktu yang efektif sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.
Buat Pengelolaan Aset Anda Secara Efisien Bersama Terralogiq
Memiliki sebuah proses bisnis yang berjalan dengan efisien tentu menjadi dambaan mayoritas pengusaha, bukan? Salah satunya dapat berpengaruh dari bagaimana Anda mengelola aset perusahaan yang disimpan di gudang. Tentunya ada banyak faktor yang mempengaruhi pengelolaan gudang atau warehouse management supaya lebih efisien, misalnya saja terkait dengan manajemen waktu gudang hingga memantau pergerakan arus masuk barang yang perlu diperhatikan.
Terralogiq merupakan perusahaan yang bergerak di bidang IT Solutions, berdiri sejak tahun 2013 dan telah dipercaya oleh lebih dari 150 klien di seluruh Indonesia. Terralogiq adalah penyedia IT Solutions yang berfokus pada location intelligence, dengan beberapa services line seperti geospatial, geomarketing, mobile solutions, asset management system, asset collaterals, dan location intelligence.
Anda dapat menggunakan solusi asset management system sebagai jawaban dari kebutuhan warehouse management Anda, dengan asset management Anda akan mendapatkan beberapa keuntungan di antaranya:
- Memantau dan mengatur aset yang Anda miliki dari lokasi yang berbeda-beda.
- Membantu dalam merencanakan risk management dalam menghadapi risiko-risiko yang ada.
- Meningkatkan time management.
Tertarik untuk menggunakan solusi asset management kami? Kunjungi situs resmi kami di sini dan dapatkan informasi lebih lanjut.