Mengenal Firmware dan Perbedaannya dengan Software
15 Maret 2023
Dalam mengoperasikan perangkat teknologi seperti komputer, mungkin Anda sudah tak asing dengan istilah software maupun hardware. Kedua komponen tersebut adalah aspek vital dalam kehidupan masyarakat digital.
Sebagai pengingat, software merupakan serangkaian program, prosedur, data, dan instruksi yang digunakan oleh hardware untuk melakukan fungsi tertentu sehingga memungkinkan pengguna berinteraksi dengan perangkat elektronik. Sesuai namanya, software tidak memiliki bentuk fisik.
Sementara itu, hardware sendiri merupakan perangkat keras yang dapat dilihat wujudnya, seperti mouse, komputer, dan keyboard.
Selain dua komponen yang disebutkan, terdapat satu komponen lain yang juga memiliki peranan penting dalam pengoperasian perangkat teknologi. Komponen tersebut disebut dengan firmware (perangkat tegar).
Secara sederhana, firmware dapat dideskripsikan sebagai komponen kecil yang ditanamkan pada hardware agar perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan software. Tanpa adanya firmware, hardware tidak akan dapat dioperasikan dengan optimal.
Lantas, bagaimana wujud firmware? Apa peranan firmware dalam pengoperasian perangkat teknologi? Simak artikel ini untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut terkait firmware.
Key Takeaways
- Firmware merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan hardware dan software. Tanpa adanya firmware, hardware tidak akan dapat menjalankan perintah dengan optimal.
- Dalam menjalankan tugasnya, firmware membutuhkan update berkala. Meski update dapat meningkatkan keamanan dan performa sebuah perangkat, firmware update yang tidak dilakukan secara sempurna dapat mengakibatkan crash dan hilangnya data pada perangkat.
- Meski tidak memiliki wujud seperti software, nyatanya firmware tidaklah sama dengan software. Perbedaan antara keduanya terletak pada fungsi dan pengoperasian.
- Beberapa contoh firmware dalam perangkat komputer: graphic card, Basic Input/Output System (BIOS), dan Extensible Firmware Interface (EFI).
Definisi dan Fungsi Firmware
Firmware adalah sebuah perangkat yang tertanam pada hardware. Sebagaimana halnya wujud software yang tidak memiliki bentuk fisik, Anda juga tidak dapat melihat bentuk fisik dari firmware.
Firmware memiliki tujuan utama untuk membantu hardware berkomunikasi dengan software. Komunikasi tersebut dapat terjadi sebab di dalam tubuh firmware terdapat kumpulan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan, menyaring, dan mengatur lalu lintas yang terjadi di dalam sebuah perangkat.
Fungsi firmware yang paling mendasar adalah membentuk interface untuk meningkatkan kecepatan konfigurasi sistem. Selain itu, firmware juga dapat digunakan untuk mengontrol dan mengelola boot sistem.
Bisakah hardware dioperasikan tanpa firmware?
Tanpa adanya firmware, komunikasi antara hardware dengan software tidak akan terbentuk. Selain itu, hardware yang tidak memiliki firmware juga tidak akan bisa menjalankan perintah dengan optimal. Dengan kata lain, hardware tersebut hanya akan menjadi benda mati.
Karena firmware begitu penting dalam pengoperasian perangkat teknologi, ia umum disimpan pada chip Read Only Memory (ROM) dan disembunyikan di dalam perangkat untuk menghindari insiden terhapus tanpa sengaja. Hal ini juga menunjukkan sifat firmware yang tidak dirancang untuk berinteraksi dengan pengguna.
Selain itu, firmware juga tidak dioperasikan dengan menggunakan CPU. Umumnya, firmware dioperasikan secara terpisah dan menggunakan prosesor yang lebih kecil.
Klasifikasi Firmware
Firmware diklasifikasikan berdasarkan fungsi perangkat dan jenis perangkat yang didukung. Terdapat setidaknya tiga jenis firmware, yaitu:
1. Firmware Tingkat Rendah
Merupakan jenis firmware yang menjadi bagian intrinsik dari sebuah hardware. Firmware jenis ini umumnya tidak dapat ditulis ulang atau diperbarui, sehingga cukup disimpan pada chip ROM sebuah hardware.
2. Firmware Tingkat Tinggi
Berbeda dengan firmware tingkat rendah, firmware tingkat tinggi umumnya memiliki instruksi yang lebih kompleks dan menyerupai perangkat lunak. Selain itu, firmware tingkat tinggi juga mengalami update secara berkala sehingga membutuhkan chip memori flash.
Jenis firmware ini banyak digunakan pada hardware dengan sistem yang terus berkembang seperti smartphone, printer, maupun smart TV.
3. Subsistem
Merupakan unit firmware yang menjadi bagian semi-independen dari sistem berskala besar. Firmware yang merupakan subsistem umumnya berbentuk mikrokode dan kerap menyerupai sebuah sistem.
Baca juga: API Adalah: Definisi, Fungsi, dan Cara Kerjanya
Kelebihan dan Kelemahan Firmware Update
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, jenis firmware yang digunakan pada smartphone dan beberapa jenis perangkat elektronik lainnya membutuhkan update secara berkala.
Update pada firmware pada dasarnya memiliki beberapa tujuan, seperti meningkatkan keamanan hardware dari virus baru dan memperbaiki bug pada hardware. Tak hanya itu, update juga bisa membuat perangkat beroperasi secara lebih stabil dan hemat daya.
Selain itu, update pada firmware juga dapat digunakan untuk meningkatkan fungsionalitas dan menambah fitur pada perangkat. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada performa perangkat Anda.
Meski begitu, update pada firmware juga memiliki beberapa kelemahan, seperti proses yang lama dan restart yang kerap terjadi berulang-ulang. Tak jarang pula, fitur tambahan yang hadir setelah terjadinya update juga justru menambah beban kerja pada perangkat.
Lebih lanjut, hardware juga berpotensi mengalami kehilangan data jika proses update firmware tidak berlangsung secara sempurna.
Karena itulah, sebelum melakukan update firmware, Anda sangat disarankan untuk melakukan back-up terhadap data penting. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian yang disebabkan oleh kehilangan data.
Contoh Firmware dan Penerapannya di Dunia Nyata
Berikut adalah contoh firmware yang umum digunakan pada perangkat komputer.
1. Basic Input/Output System (BIOS)
BIOS merupakan jenis firmware yang terletak pada motherboard sebuah komputer. BIOS berfungsi untuk menangani berbagai komponen yang berada di dalam komputer dan memastikan komponen-komponen tersebut berfungsi secara optimal.
BIOS memiliki kemampuan untuk memeriksa dan menemukan error yang tidak terdeteksi oleh software. Dalam situasi seperti ini, BIOS akan mengirimkan sinyal pada program yang berfungsi untuk menjalankan instruksi pada operating system, untuk selanjutnya dikirimkan pada akses memori pada perangkat.
Kelemahan BIOS terletak sifatnya yang tidak mendukung mouse, sehingga menyulitkan bagi pengguna yang terbiasa menggunakan kursor untuk mengoperasikan perangkat.
2. Unified Extensible Firmware Interface (UEFI)
UEFI merupakan jenis firmware yang kini banyak digunakan untuk menggantikan peranan BIOS. Sifat UEFI yang mendukung arsitektur 32-bit dan 64-bit memungkinkan penggunaan RAM yang lebih banyak dan menjalankan perintah yang lebih kompleks dibandingkan dengan sistem BIOS.
Keunggulan UEFI juga terletak pada kehadiran boot manager dan fitur secure boot, sehingga meningkatkan sistem keamanan perangkat dengan lebih baik. Selain itu, UEFI juga mendukung mouse dalam pengoperasiannya. Hal inilah yang menjadikan UEFI sebagai firmware dianggap mudah untuk dioperasikan.
Selain BIOS dan UEFI, masih banyak ragam jenis firmware yang dapat Anda rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti openWRT dan IPFire yang dapat Anda temukan pada router dan firewall. Sementara itu, beberapa contoh sederhana dari firmware adalah sistem timer pada mesin cuci dan sistem pengaturan saluran TV pada perangkat smart TV.
Perbedaan Firmware dan Software
Setelah menyimak penjelasan mengenai definisi, fungsi, klasifikasi, serta contoh firmware, sebagian dari Anda mungkin akan menanyakan terkait perbedaan antara software dan firmware, mengingat keduanya sama-sama tidak memiliki bentuk fisik.
Meski kerap dianggap serupa, nyatanya firmware dan software memiliki begitu banyak perbedaan. Salah satu yang paling fundamental adalah fungsi dari kedua perangkat tersebut.
Software berperan dalam membantu pengguna memberi instruksi pada perangkat hardware. Sementara itu, firmware berperan dalam menghubungkan hardware dengan software dan memastikan hardware dapat berjalan optimal sesuai dengan perintah software.
Lebih lanjut, perbedaan software dan firmware juga terletak pada pengoperasian dan interaksinya dengan pengguna.
Umumnya, firmware dioperasikan dengan prosesor berskala kecil dan tidak dirancang untuk berinteraksi dengan pengguna sehingga letaknya tersembunyi. Sebaliknya, software dioperasikan menggunakan CPU dan dirancang untuk memungkinkan adanya interaksi dengan pengguna.
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, masih banyak lagi perbedaan antara firmware dan software seperti ukuran program dan kompleksitas update pada program.
Baca juga: Tips Memilih Perusahaan Software Development yang Tepat
Kembangkan Bisnis Anda Bersama Terralogiq
Kebutuhan atas platform digital menjadi tuntutan bagi pelaku bisnis di era teknologi. Tak hanya itu, kehadiran fitur-fitur advance juga idealnya menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam mengembangkan platform.
Jika Anda ingin melebarkan sayap dan prospek bisnis melalui digitalisasi namun tak ingin terbebani dengan persoalan teknis, Anda dapat memilih Terralogiq sebagai mitra bisnis Anda.
Terralogiq merupakan perusahaan IT yang telah berdiri sejak tahun 2013. Dipercaya oleh lebih dari 150 klien, Terralogiq menawarkan solusi berbasis teknologi yang dapat Anda aplikasikan untuk pengembangan bisnis melalui sejumlah layanan kami, di antaranya: location intelligence, geomarketing, mobile solutions, asset collaterals, dan asset management system.
Selain itu, Terralogiq juga merupakan Partner dari Google Cloud Premier, Google Workspace, dan Google for Education. Ingin mengembangkan bisnis Anda bersama Terralogiq? Kunjungi website kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.