Demand Forecasting: Pengertian, Pentingnya, Faktor, dan Jenisnya
22 August 2023
Apa yang akan terjadi ketika demand (permintaan) market suatu produk berubah secara mendadak?
Dalam bisnis, forecasting adalah kunci untuk membuat keputusan yang tepat. Meramal dampak perubahan demand yang tiba-tiba bisa jadi sulit, tetapi ini merupakan keterampilan penting bagi pembuat keputusan.
Ketika permintaan pasar akan suatu produk tiba-tiba berubah, hal itu dapat berdampak signifikan pada laba dan operasi perusahaan.
Perusahaan harus siap menghadapi perubahan permintaan yang tiba-tiba dengan memantau rantai pasokan dan tingkat inventaris mereka sendiri.
Selain itu, penting untuk memiliki strategi cadangan jika terjadi penurunan penjualan yang tidak terduga. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat dan meminimalkan gangguan pada operasional mereka.

Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan dengan kepastian yang mutlak. Namun, ada beberapa teknik demand forecasting yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi hal ini.
Yuk, pelajari lebih lengkapnya di blog ini.
Key Takeaway:
- Demand forecasting adalah proses menggunakan analisis prediktif data historis untuk memperkirakan dan memprediksi permintaan pelanggan di masa depan untuk suatu produk atau layanan.
- Faktor yang dapat mempengaruhi demand forecasting adalah kondisi ekonomi, persaingan, tren konsumen, harga, ketersediaan, dan periklanan
- Demand forecasting dibagi menjadi 6 jenis yaitu short-term demand forecasting, long-term demand forecasting, passive demand forecasting, internal demand forecasting, active demand forecasting, dan macro & micro demand forecasting.
Apa itu Demand Forecasting?
Demand forecasting adalah proses menggunakan analisis prediktif data historis untuk memperkirakan dan memprediksi permintaan pelanggan di masa depan untuk suatu produk atau layanan.
Proses ini membantu bisnis membuat keputusan pasokan yang lebih terinformasi dengan memperkirakan total penjualan dan pendapatan untuk periode waktu mendatang.
Namun kekuatan forecasting sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas data, metode yang digunakan untuk menghitungnya, dan tingkat kompetensi pengguna.
Untuk memprediksi metode peramalan permintaan secara lebih akurat, manajer supply chain biasanya menggunakan berbagai macam prediksi penjualan.
Keakuratan ramalan tergantung pada validitas data demand planning dan sejauh mana keadaan luar menguatkan asumsi yang mendasari rencana itu.
Pentingnya Demand Forecasting & Mengapa Anda Membutuhkannya
Kemampuan untuk memperkirakan demand secara akurat dapat berdampak besar pada bisnis Anda dan membawa banyak manfaat. Misalnya dapat meningkatkan banyak fungsi, meningkatkan kepercayaan bisnis, dan membantu perusahaan mewujudkan ambisinya.
Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat Anda peroleh dengan menerapkan demand forecasting.
- Membantu penetapan harga dengan perencanaan bisnis, penetapan tujuan, penganggaran, dan memperkirakan margin keuntungan. Anda dapat membangun pemahaman tentang penjualan di masa depan dan membangun rencana yang terinformasi. Dengan peramalan permintaan, Anda dapat memastikan bahwa penawaran Anda sesuai dengan permintaan.
- Memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan inventaris mereka, meningkatkan tingkat perputaran dan mengurangi biaya pergudangan.
- Memberikan wawasan tentang arus kas yang akan datang. Anda akan membuat anggaran yang lebih akurat mengenai pemasok dan biaya operasional lainnya. Ini juga memungkinkan Anda untuk berinvestasi lebih banyak dalam pertumbuhan bisnis (pengeluaran modal).
- Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah apa pun dalam saluran penjualan dan operasi rantai pasokan untuk memastikan bisnis berjalan lancar 24/7.
- Mengantisipasi permintaan juga berarti perusahaan dapat mengetahui kapan harus menambah staf dan sumber daya lainnya terlebih dahulu. Penting untuk menjaga operasi berjalan dengan baik selama masa puncak.
Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Demand Forecasting?
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi demand forecasting
1. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi seperti PDB, tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan kepercayaan konsumen merupakan faktor kunci yang mempengaruhi tingkat permintaan produk atau jasa.
2. Persaingan
Tingkat persaingan di suatu pasar dapat memengaruhi permintaan akan suatu produk atau jasa. Jika ada persaingan yang lebih besar, mungkin permintaan untuk barang atau jasanya akan lebih sedikit.
3. Tren Konsumen
Tren konsumen dapat berdampak besar pada permintaan akan suatu produk atau layanan. Jika konsumen tertarik pada produk atau layanan tertentu, hal itu dapat berdampak pada permintaan akan produk atau layanan lain.
4. Harga
Harga merupakan faktor utama yang memengaruhi permintaan. Permintaan akan barang atau jasa dapat menurun jika harganya naik.
5. Ketersediaan
Permintaan juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan produk atau layanan. Permintaan akan barang atau jasa dapat meningkat jika tidak tersedia atau pasokannya terbatas.
6. Periklanan
Periklanan juga dapat berdampak besar pada permintaan. Permintaan produk atau layanan dapat meningkat jika menerima iklan yang ekstensif.
Baca juga: Agar Konsumen Tidak Lari, Ini 8 Faktor Keputusan Pembelian
Berbagai Jenis Demand Forecasting

Sering kali, demand forecasting membuat perkiraan berdasarkan data penjualan historis. Faktor lain termasuk fluktuasi pasar, tren ekonomi siklis, dan permintaan tertinggi dan terendah musiman.
Ada banyak format yang berbeda untuk demand forecasting. Berikut enam jenis peramalan permintaan yang bisa Anda gunakan
1. Peramalan Permintaan Jangka Pendek (Short-Term Demand Forecasting)
Teknik memprediksi permintaan jangka pendek untuk barang atau jasa dikenal sebagai short-term demand forecasting.
Biasanya, peramalan semacam ini digunakan untuk membuat rencana untuk jangka waktu tertentu, seperti beberapa minggu atau bulan mendatang. Ini digunakan untuk membantu bisnis dalam membuat pilihan mengenai produksi, tingkat inventaris, dan harga.
Peramalan permintaan jangka pendek dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti
- Analisis statistik,
- Model ekonomi,
- Riset pasar dan
- Survei pelanggan.
Baca juga: Mengenal Penelitian Pasar, Cara-Cara dan Jenis Riset Pemasaran
2. Peramalan Permintaan Jangka Panjang (Long-Term Demand Forecasting)
Prosedur analitis yang disebut long-term demand forecasting digunakan untuk meramalkan permintaan barang atau jasa di masa depan selama periode waktu yang lama.
Ini selanjutnya digunakan untuk merencanakan dan mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi permintaan di masa depan, dan untuk mengidentifikasi peluang dan risiko potensial.
Long-term demand forecasting biasanya menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, seperti pemodelan statistik dan riset pasar, untuk menghasilkan prediksi yang akurat dan andal.
3. Peramalan Permintaan Pasif (Passive Demand Forecasting)
Metode peramalan yang dikenal sebagai passive demand forecasting hanya menggunakan data penjualan sebelumnya untuk memproyeksikan permintaan konsumen di masa depan.
Ingatlah bahwa teknik ini tidak memasukkan faktor eksternal apa pun seperti tren musiman, preferensi pelanggan, atau tren ekonomi lainnya, dan sebagai gantinya hanya menggunakan catatan penjualan masa lalu untuk memproyeksikan permintaan di masa depan.
Passive demand forecasting paling cocok untuk perusahaan dengan permintaan pelanggan yang relatif stabil. Hal ini dikarenakan peramalannya tidak memperhitungkan perubahan preferensi pelanggan atau kondisi ekonomi.
4. Peramalan Permintaan Internal (Internal Demand Forecasting)
Bisnis menggunakan metode internal demand forecasting untuk meramalkan permintaan konsumen di masa depan untuk barang dan jasa mereka. Proses peramalan ini didasarkan pada berbagai faktor seperti penjualan sebelumnya, tren industri, kondisi ekonomi, dan umpan balik pelanggan.
Bisnis dapat menggunakan teknik ini untuk merencanakan kebutuhan produksi dan inventaris mereka secara lebih efektif. Ini lebih lanjut memastikan bahwa mereka memiliki jumlah barang dan jasa yang tepat untuk memenuhi permintaan klien.
5. Peramalan Permintaan Aktif (Active Demand Forecasting)
Membuat proyeksi untuk permintaan barang atau jasa di masa depan dikenal sebagai active demand forecasting. Jenis peramalan ini melibatkan analisis permintaan masa lalu, tren pasar saat ini, dan data lain untuk membuat prediksi tentang permintaan di masa depan.
Proses ini sering digunakan dalam industri ritel dan manufaktur untuk membantu perencanaan produk dan manajemen inventaris.
Active demand forecasting dapat membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih baik tentang berapa banyak yang harus diproduksi atau dipesan, kapan harus diproduksi atau dipesan, dan bagaimana menentukan harga produk atau jasa.
6. Peramalan Permintaan Makro & Mikro (Macro & Micro Demand Forecasting)
Macro demand forecasting melibatkan prediksi permintaan akan suatu produk atau layanan dalam perekonomian secara keseluruhan, sementara micro demand forecasting melibatkan prediksi permintaan akan produk atau layanan tertentu di market tertentu.
Macro demand forecasting menggunakan indikator ekonomi makro seperti populasi, PDB, pendapatan, dan pengeluaran, sedangkan micro demand forecasting menggunakan faktor spesifik pasar seperti demografi, kondisi ekonomi lokal, dan ketersediaan produk.
Di sisi lain, macro demand forecasting adalah metode untuk memprediksi permintaan produk atau layanan di wilayah geografis yang kecil. Ini melibatkan faktor pertimbangan seperti perilaku pelanggan, musiman, persaingan, dan penetapan harga untuk membuat prakiraan yang akurat dan terperinci.
Jenis peramalan ini sangat berguna untuk bisnis dengan permintaan pelanggan yang dilokalkan, seperti retailer, restoran, dan penyedia layanan.
Dengan menggunakan micro demand forecasting, bisnis dapat lebih memahami kebutuhan pelanggan dan mengantisipasi perubahan permintaan, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang inventaris, staf, dan strategi pemasaran.
Baca juga: Panduan Analisis Perilaku Konsumen untuk Pengambilan Keputusan
Demand Forecasting untuk Bisnis Anda dengan Terralogiq
Secara keseluruhan, demand forecasting membantu perusahaan tidak hanya memprediksi permintaan potensial, tetapi juga mengembangkan perencanaan kapasitas dan manajemen inventaris yang efektif untuk memastikan bahwa ada cukup pasokan untuk memenuhi permintaan di setiap wilayah, dan setiap saluran bisnis yang dilakukan perusahaan.
Terralogiq merupakan Google Premier Partner Indonesia terpercaya yang menawarkan Google Cloud Platform untuk membantu menangkap, mengelola, memproses, dan memvisualisasikan data dengan mudah. Dengan demikian Anda bisa memprediksi demand dengan data yang sudah dikumpulkan.
Yuk, dapatkan manfaat lainnya untuk perkembangan bisnis Anda dengan Terralogiq! Hubungi kami di sini untuk informasi lebih lanjut.