--> Mengenal Cloud Infrastructure dan Keuntungannya

Mengenal Cloud Infrastructure dan Keuntungannya

20 April 2023

Cloud Computing atau komputasi awan merupakan sistem penyampaian sumber daya berbagai layanan melalui  internet. Sumber daya tersebut di antaranya adalah penyimpanan data, server, database, jaringan, hingga perangkat lunak. 

Ketika ingin menerapkan komputasi awan, Anda membutuhkan cloud infrastructure. Ini adalah sistem komputer, alat untuk membangun sumber daya cloud.

Key Takeaway

  • Cloud infrastructure adalah sistem komputer untuk membangun komputasi awan.
  • Dengan adanya cloud infrastructure, Anda dapat membangun cloud computing. Cloud computing adalah sistem penyampaian sumber daya melalui internet. Sumber daya tersebut disimpan di awan (cloud).
  • Penggunaan cloud infrastructure di Indonesia masih terbilang baru. Namun, jika menggunakannya, bisnis Anda dapat menghemat banyak biaya.

Apa Itu Cloud Infrastructure?

Cloud infrastructure adalah kesiapan sistem komputer sesuai dengan permintaan penggunaan. Sebelum adanya cloud infrastructure, perusahaan harus membangun infrastruktur teknologi informasi di lokasinya sendiri. 

Alhasil, perusahaan terpaksa harus mengeluarkan biaya modal untuk pengadaan peralatan komputer. Serta, biaya untuk mengembangkan kemampuan internal perusahaan. Dalam skema maintenance dan pengembangan aplikasi tersebut. 

Kemudian setelah adanya cloud infrastructure, masalah penyimpanan sudah tidak lagi ada. Setidaknya 20 tahun terakhir, telah banyak organisasi perusahaan besar mengelola sistem dan aset teknologi informasi dengan sistem cloud.

Berbeda dengan perusahaan Amerika dan Eropa yang menggunakan cloud infrastructure sebagai sistem. Di Indonesia, program ini masih terbilang baru. Sekitar tahun 2019, ini menjadi tren dan semakin berkembang. Layanan ini telah diadopsi sekitar 19,4% total perusahaan di Indonesia. Nilai ini akan terus naik seiring Revolusi Industri 4.0.

Metode ini adalah salah satu cara meminimalisir modal. Daripada harus membangun infrastruktur teknologi informasi sendiri. Perusahaan dapat membayar sesuai dengan kebutuhan bisnis. Menyewa untuk mengakses penyimpanan data dan kapasitas komputasi.

Teknologi revolusioner dalam bisnis dari besar atau kecil. Semua industri memanfaatkan komponen inti dari ekosistem modern dan strategi integrasi aplikasi. Daripada berinvestasi pada perangkat keras yang mahal. Atau, memelihara data di satu lokasi tertentu. Perusahaan beralih ke penyedia cloud seperti :

  • Google Cloud
  • Amazon Web Services
  • Microsoft Azure
  • Alibaba Cloud

Cloud infrastructure tersebut dinilai lebih fleksibel. Menyediakan komputasi modern, jaringan, dan sumber daya penyimpanan modern

Bagaimana Cloud Infrastructure Bekerja?

Cloud infrastructure bekerja dengan cara virtualisasi. Teknologi seperti proses abstraksi yang tidak terlihat. Sumber daya dipisahkan dari perangkat keras, lalu digabung ke dalam cloud

Software atau perangkat lunak otomatisasi dan media manajemen memindahkan aset ke  lingkungan baru. Produk akhir dari Cloud infrastructure adalah konsumen dapat mengakses keperluan apapun dan kapanpun.

Apa Saja Komponen dari Cloud Infrastructure?

Seperti penjelasan sebelumnya, Cloud Infrastructure sangat luas dan kompleks. Namun, secara singkatnya, infrastructure berbasis cloud memiliki beberapa komponen, yaitu:

  • Server
  • Perangkat lunak
  • Perangkat jaringan
  • Sumber daya penyimpanan

Komponen tersebut diperlukan untuk membuat aplikasi yang dapat diakses melalui cloud. Namun, aplikasi ini dapat dikontrol dari jarak jauh melalui internet, layanan telekomunikasi, WAN (jaringan area luar), atau sarana lain.

Apakah yang Dimaksud dengan Tiga Model SaaS, PaaS, dan IaaS? 

Pada umumnya, terdapat tiga model dalam layanan cloud, diantaranya :

1. SaaS (Software as a Service)

SaaS (Software as a Service) atau disebut juga layanan aplikasi cloud. Jenis layanan cloud ini paling banyak digunakan. Populer untuk bisnis karena perusahaan SaaS. Memberikan pengalaman pelanggan yang  kuat melalui pertukaran informasi dan layanan. 

SaaS mengambil sebagian besar beban IT dari tangan bisnis. Layanan ini, mempekerjakan Internet untuk menyediakan aplikasi dan layanan distribusi. Menghilangkan kebutuhan klien untuk mengunduh software apapun. 

Dengan SaaS, vendor cloud sepenuhnya mengelola seluruh perawatan, diantaranya :

  • Aplikasi 
  • Data, 
  • Runtime, 
  • Middleware, 
  • Sistem Operasi
  • Layanan penyimpanan  
  • Jaringan
  • Virtualisasi

2. PaaS (Platform as a Service)

PaaS (Platform as a Service), layanan ini hampir mirip dengan SaaS. Namun, layanan ini menawarkan platform untuk membuat software. Metode PaaS dilakukan melalui internet. Memberikan tim IT kemampuan untuk merancang software tanpa mengganggu aspek lain. 

Dengan PaaS, vendor cloud memikul beban sebagian besar layanan. Termasuk runtime, middleware, sistem operasi, server, penyimpanan, jaringan, dan virtualisasi. Oleh karena itu, perusahaan hanya perlu memikirkan tentang pengelolaan aplikasi dan datanya.

3. IaaS (Infrastructure as a Service)

IaaS (Infrastructure as a Service), Layanan ini menawarkan kontrol yang paling internal. Memungkinkan akses dan pemeliharaan langsung ke sebagian besar sumber daya cloud. IaaS sangat otomatis dan dapat diskalakan. Sebab, klien dapat membeli sumber daya sesuai kebutuhan. Tanpa bergantung pada perangkat keras (Hardware) internal. 

Dengan IaaS, layanan cloud sebagian besar dikelola oleh perusahaan. Termasuk aplikasi, data, runtime, middleware, dan sistem operasi. Namun, vendor cloud bertanggung jawab atas layanan, penyimpanan, jaringan, dan virtualisasi. 

Apa Perbedaan dari Private, Public, and Hybrid Cloud Infrastructure?

Cloud Infrastructure menawarkan tiga metode penyebaran Cloud utama yakni Private, Public, dan Hybrid. Ketiganya menawarkan benefit jumlah keamanan, kontrol, dan manajemen yang berbeda. Namun, tetap memiliki komponen yang sama. 

1. Private Cloud

Perusahaan pengguna memiliki akses cloud pribadi. Sumber daya dibagi secara internal di antara pengguna (perusahaan). Kontrol keamanannya sangat terjamin tingkat tinggi. Umumnya, menggunakan keamanan untuk data sensitif. 

Metode ini biasanya dieksekusi oleh perusahaan skala besar. Mengoperasikan data center sendiri secara efektif. Ada anggaran khusus untuk membiayai ini. Cloud pribadi biasanya digunakan pada bisnis perusahaan berkisar pada aplikasi dan datanya.

Perusahaan ini cenderung memiliki jumlah transaksi yang tinggi. Terdapat manfaat dari penerapan metode ini. Sifatnya untuk mencukupi kebutuhan pengguna yang spesifik. Di dalamnya dapat berupa data dan frekuensi transaksi.

2. Public Cloud

Layanan yang disediakan, dikelola, dan dipelihara di luar lokasi internet. Metode ini dapat membantu merampingkan alur kerja. Merampingkan kolaborasi pada aplikasi dengan banyak pengguna (misalnya email). Sehingga, membuat sumber daya berbagi lebih efisien. 

Sayangnya, layanan ini memiliki resiko kerentanan yang lebih tinggi. Cloud publik digunakan pada perusahaan yang sedang mengerjakan proyek pengembangan software khusus dengan penawaran PaaS. 

3. Hybrid Cloud

Layanan ini kombinasi yang mencakup kedua metode sebelumnya yakni pribadi dan publik. Layanan ini memberikan efisiensi cloud publik, tetapi keamanan seperti cloud pribadi. Namun, perusahaan perlu mengelola banyak platform sekaligus. Sembari memastikan integrasi API yang mulus. 

Layanan ini, digunakan oleh perusahaan yang ingin mengaktifkan aplikasi SaaS tetapi memprioritaskan keamanan. Oleh sebab itu, penyedia SaaS akan membuat cloud pribadi (private) di dalam firewall.

Apa Syarat untuk Membangun Cloud Infrastructure?

Terdapat persyaratan yang perlu dilakukan untuk membangun Infrastruktur Cloud. Ketika membanungn strategi cloud, diperlukan beberapa langkah mendalam yang harus diambil untuk memastikan infrastruktur yang kuat. 

Persyaratan 1: Service and Resource Management

Manajemen layanan dan sumber daya infrastruktur cloud memvirtualisasikan semua komponen pusat data. Manajemen layanan adalah paket terukur dari aplikasi. Layanan ini dapat dengan mudah diterapkan. Mudah diterapkan dan dikelola oleh pengguna akhir melalui vendor cloud publik atau pribadi. 

Alat yang disederhanakan untuk menguraikan dan mengukur layanan. Ini sangat penting bagi administrator cloud untuk memasarkan fungsionalitas. 

Manajemen layanan perlu berisi pemeliharaan sumber daya, jaminan sumber daya, siklus penagihan, dan peraturan terukur. Setelah diterapkan, layanan manajemen harus membantu membuat kebijakan untuk data dan alur kerja. Tujuannya, untuk memastikan sepenuhnya efisien dan proses dikirim ke sistem di cloud.

Persyaratan 2: Data Center Management Tools Integration

Integrasi alat manajemen pusat data. Sebagian besar pusat data menggunakan berbagai alat IT untuk manajemen sistem, keamanan, dan penyediaan. Serta, ada juga layanan, pelanggan, penagihan, dan direktori. 

Ini bekerja dengan layanan manajemen cloud dan API terbuka untuk mengintegrasikan sistem operasi, administrasi, pemeliharaan, dan penyediaan (OAM&P) yang ada. Layanan cloud modern harus mendukung infrastruktur pusat data yang ada. Memanfaatkan perangkat lunak, perangkat keras, dan virtualisasi modern, serta teknologi lainnya.

Peraturan 3: Reporting, Visibility, Reliability, dan Security

Pusat data memerlukan kemampuan pelaporan dan visibilitas real-time tingkat tinggi di lingkungan cloud. Fungsinya, untuk menjamin kepatuhan, SLA, keamanan, penagihan, dan tolak bayar. 

Tanpa pelaporan dan visibilitas yang kuat, mengelola kinerja sistem, layanan pelanggan, dan proses lainnya hampir tidak mungkin dilakukan. Agar sepenuhnya andal, infrastruktur cloud harus beroperasi.  Terlepas dari satu atau lebih komponen yang gagal. Untuk melindungi cloud, layanan harus memastikan data dan aplikasi aman sambil memberikan akses kepada mereka yang berwenang.

Persyaratan 4: Interfaces for Users, Admins, and Developers

Antarmuka untuk Pengguna, Admin, dan Pengembang. Penyebaran otomatis dan antarmuka swalayan memudahkan layanan cloud yang kompleks bagi pengguna akhir. 

Membantu menurunkan biaya pengoperasian dan memberikan adopsi. Antarmuka swalayan menawarkan kepada pelanggan kemampuan. Perusahaan dapat meluncurkan layanan cloud secara efektif dengan mengelola pusat data mereka sendiri secara virtual. 

Kemudian dapat merancang dan menggerakkan template, memelihara penyimpanan virtual, sumber daya jaringan, dan memanfaatkan perpustakaan. 

Antarmuka administrator menghadirkan visibilitas yang lebih baik ke semua sumber daya, mesin virtual, template, penawaran layanan, dan berbagai pengguna cloud. Dan semua struktur ini terintegrasi melalui API untuk pengembang.

Infrastruktur Cloud Sebagai Layanan

A cloud infrastructure as a service (IaaS), seperti semua teknologi cloud. Dapat diakses melalui internet melalui pusat data vendor cloud. 

Vendor bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola perangkat keras lokal tradisional. Diantaranya seperti server dan perangkat penyimpanan lainnya serta jaringan dan visualisasi. 

Sehingga, pelanggan memiliki kebebasan dan kontrol untuk mengelola aplikasi, data middleware, dan sistem operasi lainnya.

Dengan solusi cloud IaaS, terdapat layanan infrastructure penting. Seperti, billing, disaster recovery, dan load balancing. Ada pula otomatisasi dan orkestrasi lanjutan untuk menyederhanakan kinerja dan manajemen aplikasi. 

Serta, mempermudah penginstalan sistem operasi, menerapkan middleware, meluncurkan mesin virtual, dan membuat penyimpanan dan pencadangan beban kerja. 

Cloud Infrastructure Management

Cloud Infrastructure Management

Tujuan utama manajemen infrastruktur cloud yaitu untuk menyediakan skalabilitas bisnis. Sambil mengkonsolidasikan sumber daya IT. Ini memungkinkan berbagai pengguna berbagi infrastruktur yang sama tanpa mengorbankan data satu sama lain. Dalam jangka panjang, ini menurunkan biaya operasional.

Cloud infrastructure management interface (CIMI) atau antarmuka manajemen infrastruktur cloud. Merupakan persyaratan API standar terbuka untuk menangani infrastruktur cloud. Memungkinkan pengguna mengelolanya dengan cara yang disederhanakan. Dengan komunikasi homogen antara ekosistem cloud.

Sehingga mencapai manajemen yang dapat dioperasikan di antara vendor cloud, pengembang dan pelanggan. 

Apa Manfaat Menggunakan Infrastruktur Cloud? 

Ada beberapa manfaat utama alasan jelas untuk bermigrasi ke infrastruktur cloud. Yaitu, membantu perusahaan merampingkan proses bisnis.

1. Biaya 

Pertama dan terpenting, cloud dapat memangkas biaya operasional perusahaan yang menyiapkan dan mengelola pusat datanya sendiri. 

Jika harus menggunakan sistem lama, perusahaan perlu menyediakan beberapa keperluan tambahan. Misalnya berbagai perangkat keras, perangkat lunak, server, tagihan energi, pakar IT. Cloud merupakan pembaruan yang menyertai pengaturan multi-segi. 

Dengan infrastruktur cloud, perusahaan cukup membayar hanya untuk pelayanan sesuai kebutuhan yang digunakan.

2. Fleksibilitas

Sebagian besar infrastruktur layanan cloud ditawarkan sebagai swakelola. Perubahan layanan dapat dilakukan dalam hitungan menit. 

Ini meningkatkan waktu aktif dan efisiensi sistem bisnis sekaligus. Memungkinkan rekan kerja dan mitra di luar lokasi untuk mengakses data bersama. Bahkan, di perangkat seluler kapanpun dan dimanapun. Dan dengan proses pengelolaan infrastruktur cloud, perusahaan menjadi lebih berfokus pada bisnis daripada berfokus pada IT. 

3. Keamanan

Ada kesalahpahaman umum bahwa layanan cloud tidak aman dan data dapat dengan mudah disusupi. Memang benar bahwa, bagaimanapun, resikonya sering dibesar-besarkan. Setidaknya dalam hal infrastruktur dan layanan cloud tingkat perusahaan. 

Teknologi dan penyedia infrastruktur cloud selalu meningkatkan perlindungan terhadap peretas, virus, dan pembobolan data lainnya. Dengan firewall yang lebih kuat, kunci enkripsi tingkat lanjut, dan pendekatan hybrid. Menyimpan data sensitif di cloud pribadi dan data lain, bahkan untuk aplikasi di cloud publik.

Kerugian Menggunakan Infrastruktur Cloud

Walaupun begitu, tidak semua infrastruktur cloud sempurna. Meskipun ada lebih banyak keuntungan, masih tetap ada beberapa kekurangan.

1. Pembalikan vendor

Cloud masih merupakan teknologi yang terus berkembang, meskipun meningkat, yang berfluktuasi dengan cepat. Artinya, beberapa perusahaan layanan cloud melakukannya dengan benar dan beberapa tidak. 

Jika sebuah perusahaan gulung tikar atau terjadi perombakan besar-besaran. Hal itu dapat merusak bisnis yang hanya mengandalkan satu infrastruktur untuk seluruh databasenya.

2. Ketergantungan koneksi

Infrastruktur cloud hanya sebaik koneksi jaringannya. Oleh karena itu, cloud tidak dapat bertahan tanpa koneksi internet yang dapat diandalkan. 

Gangguan apa pun dalam koneksi internet atau intranet karena pemadaman teknis atau badai. Berarti cloud turun bersama dengan semua data, perangkat lunak, dan aplikasi di dalamnya. Jaringan yang andal berarti janji bisnis dan SLA (Service Level Agreement) yang disampaikan.

3. Kontrol

Karena infrastruktur cloud perusahaan umumnya dikendalikan oleh penyedia layanannya, terkadang organisasi memiliki akses terbatas ke data. 

Pelanggan bisnis bahkan memiliki kontrol yang lebih sedikit dengan akses terbatas ke aplikasi, data, dan alat yang disimpan di server.

Terralogiq Menjadi Garis Depan Transformasi Bisnis Digital

Karena teknologi platform integrasi cloud terus berkembang dan meningkat. Kini saatnya bisnis Anda juga bertransformasi menggunakan Cloud Infrastructure. Ini memungkinkan perusahaan Anda berada di garis depan di era transformasi digital.

Google Cloud merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan cloud dengan sistem keamanan yang terjamin. Sehingga memungkinkan Anda mengelola sumber daya digital dengan mudah.

Bersama Terralogiq partner resmi Google Cloud Indonesia yang telah dipercaya 150 lebih klien untuk membantu bisnisnya. Konsultasikan kebutuhan cloud bisnis Anda secara langsung melalui halo@terralogiq.com

Author Profile

Carissa

Marketing Communication Terralogiq

|

Share this post on

Related Article