Kenali Pentingnya Business Model Bagi Perusahaan!
16 Mei 2023
Setiap bisnis atau perusahaan pasti perlu menyusun rencana untuk menghasilkan keuntungan. Untuk itu, mereka menciptakan sebuah model untuk mengidentifikasi produk dan layanan untuk dijual, pasar yang ingin mereka jadikan target, dan menurut sertakan biaya yang diantisipasi. Model ini dikenal sebagai business model atau model bisnis.
Apakah Anda sudah mengetahui seberapa pentingnya business model bagi perusahaan Anda? Anda bisa mengetahui lanjut melalui artikel ini yang akan membahas mulai dari apa itu business model, pentingnya business model bagi sebuah perusahaan, dan juga jenis-jenis business model yang ada. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut!
Key Takeaways:
- Business model merupakan rencana tingkat tinggi yang digunakan untuk mengoperasikan bisnis agar dapat menghasilkan keuntungan di pasar tertentu.
- Business model membantu menargetkan basis pelanggan untuk perusahaan, yang kemudian membantu perusahaan dalam pembuatan strategi pemasaran, strategi bisnis, proyeksi pendapatan dan pengeluaran dengan mempertimbangkan jenis business model dan klien.
- Ada 4 jenis business model, yaitu Business-to-Business (B2B), Business-to-Consumers (B2C), subscription model, dan on-demand business model.
Apa itu Business Model?
Model bisnis merupakan rencana tingkat tinggi yang digunakan untuk mengoperasikan bisnis agar dapat menghasilkan keuntungan di pasar tertentu. Rencana strategis ini harus mencakup penjelasan mengenai bagaimana bisnis akan mengambil produknya, menawarkannya ke pasaran, dan mendorong penjualan.
Model bisnis membantu perusahaan untuk menentukan produk apa yang masuk akan untuk dijual, bagaimana perusahaan ingin mempromosikan produknya, tipe orang seperti apa yang harus dilayani, dan aliran sumber pendapatan (revenue streams) seperti apa yang diharapkan.
Komponen utama dari model bisnis adalah proposisi nilai. Proposisi nilai sendiri merupakan deskripsi barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan dan mengapa mereka diinginkan oleh pelanggan atau klien, yang idealnya dinyatakan dengan cara yang berbeda dengan produk atau jasa dari para kompetitor.
Model bisnis sebuah perusahaan baru juga harus mencakup biaya awal yang diproyeksikan dan sumber pembiayaan, basis target pelanggan untuk bisnis, strategi pemasaran, tinjauan kompetisi, dan proyeksi pendapatan serta pengeluaran.
Model tersebut juga harus dapat menentukan peluang di mana bisnis dapat bermitra dengan perusahaan mapan lainnya. Misalnya, model bisnis untuk bisnis periklanan dapat mengidentifikasi manfaat dari kemitraan dengan perusahaan percetakan.
Sebuah bisnis yang sukses memiliki model bisnis yang memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan klien dengan harga yang kompetitif dan biaya yang berkelanjutan. Seiring berjalannya waktu, banyak bisnis yang merevisi model bisnis mereka dari waktu ke waktu untuk mencerminkan perubahan lingkungan bisnis dan permintaan pasar.
Saat mengevaluasi sebuah perusahaan sebagai investasi, investor harus bisa menggali dengan tepat bagaimana perusahaan tersebut menghasilkan uang, yang nyatanya dapat dilihat melalui model bisnis perusahaan. Model bisnis mungkin tidak dapat memberitahu Anda segalanya tentang prospek perusahaan, tetapi investor yang memahami model bisnis dapat memahami data keuangan dengan lebih baik melaluinya.
Bagaimana Cara Menilai Business Model yang Baik dan Berhasil?
Bisnis model yang baik adalah model yang dapat memberikan perusahaan keunggulan kompetitif dalam industri yang menghasilkan keuntungan bisnis yang baik. Model bisnis yang kuat mengarah pada perolehan uang dan ekspansi di masa depan.
Salah satu kesalahan umum yang dilakukan oleh banyak perusahaan saat membuat model bisnisnya adalah meremehkan biaya pendanaan bisnis hingga biaya ini menjadi menguntungkan. Menghitung biaya untuk pengenalan suatu produk saja tidaklah cukup. Perusahaan harus bisa menjaga bisnis tetap berjalan sampai pendapatannya melebihi biaya yang dikeluarkan.
Salah satu cara analis dan investor untuk melakukan analisis keberhasilan model bisnis adalah dengan melihat laba kotor perusahaan (gross profit). Laba kotor sendiri dihitung dengan mengurangi total pendapatan perusahaan dengan Harga Pokok Penjualan (HPP). Dengan membandingkan laba kotor perusahaan dengan pesaing utama, perusahaan dapat memperjelas efisiensi dan efektivitas model bisnisnya.
Namun, melihat laba kotor saja juga bisa menyesatkan, sehingga analis juga perlu melihat arus kas atau laba bersih (net income). Laba bersih adalah laba kotor dikurangi dengan biaya operasional dan merupakan indikasi seberapa banyak laba nyata yang dihasilkan bisnis.
Dua pengungkit utama dari model bisnis perusahaan adalah penetapan harga dan biaya. Sebuah perusahaan dapat menaikkan harga dan dapat menemukan sumber daya utama (key resources) dengan biaya yang lebih rendah, yang kemudian dapat meningkatkan laba kotor. Banyak analis menganggap laba kotor lebih penting dalam mengevaluasi rencana bisnis.
Baca juga: Memahami Konsep Bisnis O2O untuk Pengembangan Bisnis
Jenis-Jenis Model Bisnis
Ada 4 jenis business model yang paling utama, antara lain:
1. Business-To-Business Models (B2B)
Ketika transaksi terjadi antara dua perusahaan atau bisnis maka model bisnis jenis ini dikenal sebagai model bisnis ke bisnis atau yang lebih dikenal sebagai model B2B. Model bisnis ini memiliki prediktabilitas pasar yang baik dan stabilitas pasar yang lebih baik juga. Karena penjualan di bawah B2B dibuat dalam jumlah besar, model ini memungkinkan biaya yang lebih rendah untuk bisnis.
2. Business-To-Consumer Models (B2C)
Business model ke konsumen atau B2C adalah model yang mengacu pada bisnis yang menjual produk atau layanan mereka secara langsung ke konsumen yang merupakan pengguna akhir produk atau layanan.
Dengan bisnis model ini, ada permintaan produk secara berkelanjutan karena bisnis dengan model B2C menyediakan barang-barang esensial bagi kehidupan masyarakat. Hal ini kemudian menghilangkan risiko fluktuasi permintaan dan membantu menjaga konsistensi dalam bisnis. Informasi juga dapat dibagikan secara langsung dan mudah karena ada kontak langsung antara bisnis dengan pelanggan (customer relationship).
Untuk meningkatkan jumlah dan kepuasan pelanggan, pelanggan diberikan produk dengan harga yang kompetitif atau lebih murah dibandingkan pesaing agar bisnis dapat berjalan dengan lancar.
3. Subscription Based Models
Setiap bisnis berbasis aplikasi digital atau perusahaan perangkat lunak memiliki model bisnis subscription based atau berbasis langganan. Bisnis dengan model ini menawarkan produk mereka sebagai pembelian satu kali, dan sebagai imbalannya perusahaan akan memperoleh pendapatan bulanan atau tahunan.
Jenis model bisnis ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh penghasilan tetap dengan memberi klien kesempatan untuk membayar biaya pembelian dalam 12 pembayaran yang setara alih-alih meminta mereka membayar jumlah yang sehat sekaligus.
4. On-Demand Business Model
Model yang satu ini merupakan bentuk model terbaru yang dibuat berdasarkan kebutuhan. Dengan model bisnis ini, bisnis akan segera menjawab kebutuhan yang dibuat oleh konsumen. Model bisnis yang satu ini disusun sedemikian rupa di mana semua pertanyaan akan dijawab hanya dengan satu klik tombol dalam hitungan detik.
Model bisnis sesuai kebutuhan dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan secara maksimal kepada konsumen karena konsumen dapat dengan segera memesan kebutuhan mereka tanpa perlu menunggu lama atau persiapan apapun.
Baca juga: Tingkatkan Bisnis dengan Direct to Consumer D2C Business Model
Apa Itu Business Model Canvas?
Business model canvas atau BMC adalah manajemen strategis dan template lean startup untuk mengembangkan model bisnis baru atau mendokumentasikan model bisnis yang sudah ada. Ini merupakan alat visual dengan elemen yang menggambarkan value proposition perusahaan, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan perusahaan.
Business model canvas memberikan perusahaan sebuah cara yang terorganisir untuk menyusun asumsi tidak hanya tentang key resources, key activities, dan key partnership dari value chain Anda, tetapi juga value proposition, customer relationship, channels, customer segments, cost structure, dan revenue streams Anda.
BMC membantu perusahaan dalam menyelaraskan aktivitas mereka dengan mengilustrasikan potensi pertukaran dengan membandingkannya satu sama lain, sehingga perusahaan dapat melihat gambaran yang lebih besar dari keseluruhan kerangka kerja bisnis mereka.
Sebuah business model canvas yang baik mengandung sembilan elemen utama, antara lain:
- Value Proposition
- Customer segment
- Channels
- Customer relationships
- Revenue Streams
- Cost Structure
- Key Resources
- Key Activities
- Key Partnership/Key Partners
Bangun Bisnis yang Kokoh bersama Google Workspace
Sebelum membangun model bisnis yang baik, perusahaan juga harus memiliki fondasi yang kuat. Salah satu cara untuk memperkokoh fondasi bisnis ini adalah dengan menyediakan fasilitas kerja yang dapat membantu memenuhi kebutuhan karyawan dalam melancarkan pekerjaan mereka.
Untuk itu, Anda bisa memanfaatkan Google Workspace, gabungan tools dari Google yang dilengkapi dengan berbagai fitur kolaborasi aplikasi andalan Google untuk menjawab segala keperluan bisnis Anda. dengan Google Workspace, Anda akan menerima sejumlah layanan tingkat bisnis tambahan yang tidak disertakan dengan aplikasi dan email gratis Google.
Terralogiq merupakan premier partner Google Workspace di Indonesia, yang menawarkan harga terbaik dan layanan untuk setup serta migrasi perusahaan dan bisnis Anda ke Google Workspace. Jika Anda membutuhkan solusi dan ingin memulai migrasi perusahaan Anda ke Google Workspace, Terralogiq siap membantu Anda.
Kunjungi website kami untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Terralogiq.