Analisa consumer spending dan geomarketing membantu bisnis tumbuh

18 November 2021

Transformasi digital yang telah mempelopori dominasi Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar dan tercepat di kawasan Asia, dapat menciptakan peluang untuk menutup kesenjangan akses keuangan melalui pendekatan berbasis teknologi. Terlepas dari dampak pandemi COVID-19 terus dirasakan di semua industri, ada penaikan angka yang berkelanjutan serta beberapa tanda pemulihan yang menggembirakan dan tergantung pada aspek lokasi. Pentingnya mengetahui lokasi dimana bisnis akan tumbuh dan dimana pembelian biasa terjadi adalah konsep dari pemanfaatan Geomarketing dan pemanfaatan consumer spending data.

Dengan ekonomi Indonesia yang perlahan-lahan kembali ke tingkat prapandemi, kebiasaan belanja konsumen kemungkinan akan mendapat efek positif karena konsumen mulai bersemangat lagi menghabiskan uang mereka untuk kegiatan yang sempat terhenti selama pandemi COVID-19.

consumer spending and geomarketing

Apa itu consumer spending?

Pengeluaran konsumen adalah total uang yang dihabiskan untuk barang dan jasa oleh individu dan rumah tangga untuk penggunaan kebutuhan primer atau sekunder hingga kesenangan pribadi dalam suatu perekonomian. Ukuran kontemporer pengeluaran konsumen mencakup semua pembelian pribadi, baik barang tangible, intangible dan jasa. Pengeluaran konsumen dapat dianggap sebagai pelengkap tabungan pribadi, pengeluaran investasi, dan produksi dalam suatu konsep perekonomian.

Walaupun ada kemajuan besar dalam mengurangi kesenjangan ekonomi di Indonesia, data dari UNICEF menunjukkan individu yang hidup di bawah garis kemiskinan secara nasional adalah mereka yang berpendapatan rendah dan sedang, juga usaha-usaha kecil berpotensi menghadapi tantangan keuangan karena ekonomi yang tengah bergejolak saat ini. Pembatasan akibat pandemi yang sedang berlangsung, yang mana membatasi akses mereka terhadap layanan keuangan.

Konsep memahami dimana consumer spending akan terjadi akan memudahkan bisnis dalam menangkap pattern yang akan muncl dan segera melakukan tindakan strategis bisnis untuk memanuver hal tersebut. Langkah ini sangat lah penting data lokasi yang di dapat, akan menjadi insight atau wawasan yang berharga bagi bisnis untuk menciptakan strategi yang tepat.

Baca Juga: Studi Kasus Penerapan Geomarketing pada Industri Retail JYSK

Memahami consumer spending

Consumer spending tentu saja sangat penting bagi bisnis. Semakin banyak uang yang dihabiskan konsumen di perusahaan tertentu, semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Untuk alasan ini, tidak mengherankan bahwa sebagian besar investor dan bisnis menaruh perhatian besar pada angka dan pola pengeluaran konsumen. Investor dan bisnis dengan cermat mengikuti statistik pengeluaran konsumen saat membuat perkiraan rencana pemasaran kedepan.

Jika dilihat alam konsep ekonomi consumer spending atau pengeluaran konsumen merupakan komponen utama dari sisi permintaan “penawaran dan permintaan” produksi barang konsumsi juga merupakan bagian penting dari sisi penawaran. Konsumen memutuskan apakah akan membelanjakan pendapatannya sekarang atau di masa depan. Pengeluaran konsumen biasanya hanya mengacu pada pengeluaran konsumsi pada saat ini. Pendapatan yang ditahan untuk pengeluaran masa depan disebut tabungan, yang juga mendanai investasi dalam produksi barang konsumsi masa depan.

Terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi consumer spending diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini muncul atas dasar kebutuhan dan keinginan pribadi si konsumen, yang mana terkadang bisa dilihat menjadi sebuah pattern atau pola yang sama. Pola-pola ni kemudian bisa dikaitkan dengan faktor eksternalnya yaitu lingkungan sosial, dan lokasi geografis. Dua faktor ini dapat menciptakan kombinasi wawasan yang unik jika dikaitkan satu sama lain, data lokasi untuk consumer spending kembali diperlukan untuk menjawab kebutuhan yang tertangkap dari wawasan tersebut.

Bagaimana menggabungkan consumer spending data yang didapat dengan strategi geomarketing

Metode yang disajikan didasarkan pada kombinasi set data consumer spending yang tersedia untuk umum dan informasi geomarketing. Ini dapat diterapkan untuk memperkirakan pengeluaran konsumen secara total atau misalnya hanya dalam satu pengeluaran konsumsi tertentu secara kelompok. Sehingga dapat diperoleh temuan, yang dapat divisualisasikan pada peta dengan menggunakan perangkat lunak geographic information system (GIS).

Analisa ini dapat digunakan sebagai dasar untuk para pemilik bisnis agar dapat lebih efektif memproses pengambilan keputusan pemasaran dan manajemen guna tepat sasaran. Jika dilihat mengenai consumer spending di Indonesia sekarang ini memiliki ukuran dan karakteristik market atau pasar dengan barang konsumen lokal yang juga sepertinya diramalkan akan semakin bertumbuh di masa depan.

Geomarketing dapat memperluas bauran pemasaran yang khas dengan tampilan data spasial. Ini adalah disiplin yang menggunakan data geografis dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pemasaran berdasarkan keputusan atau wawasan yang didapat, sehingga ketika digabungkan dengan kumpulan consumer spending data, hal ini kemudian dapat digunakan untuk memperkirakan ukuran market atau pasar yang dipilih.

Baca Juga: Apa itu Geomarketing dan Cara Mendongkrak Bisnis Lewat Layanan Lokasi

Dengan menggunakan geographic information system (GIS), ybisnis dapat memanfaatkan penggunaan banyak modul analisa khusus, juga memungkinkan untuk memvisualisasikan hasil pada peta daripada hanya berbentuk tabel besar, sehingga lebih mudah untuk mengenali korelasi antara potensi pasar dan karakteristik perilaku konsumen. Data visualisasi ini juga dapat memudahkan pemahaman users dalam menganalisa fenomena apa yang terjadi di suatu wilayah tertentu secara berkala atau rentan waktu.

Metode ini didasarkan pada kombinasi set consumer spending data dan informasi geomarketing, hasilnya akan divisualisasikan pada peta dengan menggunakan software GIS. Bisnis kemudian memperoleh temuan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pemasaran yang lebih efektif. Proses ini juga akan berdampak pada pengambilan keputusan manajemen mengenai ukuran dan pangsa pasar di Indonesia dengan karakteristik serta dalam meramalkan tingkat pertumbuhannya di masa depan.

Untuk proses pengambilan keputusan yang efektif, tidak diragukan lagi penting untuk memiliki informasi lengkap jika suatu consumer spending di market sebuah wilayah sedang meningkat secara signifikan atau sedang menurun dalam jangka waktu tertentu.

Contoh penerapan consumer spending dalam membuat strategi dan analisa bisnis

Ada case study menarik dari Carto dalam artikel nya yang berjudul “Retail Data Analytics: Social & Credit Card Data.” yang dapat memperlihatkan kita bagaimana pemanfaatan sebuah data dan insight yang didapat untuk merumuskan strategi bisnis. Insight atau wawasan lokal yang didapat ini berguna untuk dapat menilai potensi penjualan.

Dalam ulasan artikel tersebut dapat dilihat terdapat hubungan antara data geososial dan transaksi kartu kredit yang kemudian mengungkapkan bahwa pola pikir, minat, dan sikap orang dapat berkorelasi dengan potensi penjualan di suatu lokasi. Dan hanya menggunakan data demografis lah sebagai bagian dari analisis akan kehilangan gambaran yang lebih besar tentang keunikan setiap komunitas.

consumer spending examples with cartoframes
Source: Crafted with CARTOframes on “Retail Data Analytics: Social & Credit Card Data.”

Seperti yang ditunjukkan pada peta di atas, top performer di kota Chicago berkonsentrasi terutama di area pusat kota. Namun di LA mereka tersebar di seluruh kota. Menarik juga jika kita dapat lihat consumer spending yang under performer atau bottom di Chicago letaknya jauh dari lokasi top performer, sementara di LA mereka semua terberbaur di area yang kurang lebih dekat.

baca juga: Mengenal Business Intelligence, Cara Kerja, dan Perannya untuk Analysis Bisnis

Dalam analisa Carto di artikel tersebut, yang menarik adalah mengenai insight area yang paling banyak menangkap sebuah penjualan restoran. Seperti apa daerah-daerah tersebut dan persebarannya? data geososial dapat membantu menjawab pertanyaan ini secara kuantitatif. Bagan dalam artikel menunjukkan skor geososial gabungan untuk area tempat restoran dengan pembelanjaan kartu kredit lebih tinggi berada di kedua kota.

consumer spending agregrate score with cartoframes
Source: Crafted with CARTOframes on “Retail Data Analytics: Social & Credit Card Data.”

Hasil dari analisa dapat menemukan penjualan restoran di LA dan Chicago memiliki sejumlah karakteristik yang mendorong kesuksesan masing-masing, tapi terdapat juga perbedaannya. Dan ketika perbedaan ini ditemukan atau bahkan tidak dapat diperhitungkan, output yang keluar kemungkinan akan menjadi kurang optimal. Korelasi yang juga dapat berarti sebab-akibat ssangat terlihat dengan hasil seperti ini. Data yang di dapat akan berguna dan menarik untuk bdapat ditarik hipotesisnya tentang mengapa data menunjukkan apa yang ditampilkannya.

Dalam artikel Carto mengungkapkan hipotesis mereka adalah “bahwa mungkin budaya progresif LA lebih luas dan menerima perilaku yang ada, sehingga menyebabkan perilaku ini cenderung berdampak negatif terhadap penjualan restoran”.

Dengan bersama-sama menganalisis data geososial dan data keuangan, memungkinkan untuk mengumpulkan wawasan yang dapat terukur yang hanya diketahui oleh penduduk setempat. Di Chicago, semudah menghubungkan data penjualan restoran dengan variabel geososial untuk melihat bahwa kedekatan dengan Keindahan Alam dan landmark adalah menjadi aspek penting dan merupakan indikator keberhasilan restoran yang bagus. Ini mungkin tampak jelas, tetapi sangat sulit untuk diukur dengan cara lain. Lebih lanjut, perhatikan bahwa hubungan yang sama hampir tidak sekuat dari data spasial yang muncul di LA.

Baca Juga: Penerapan dan Pemanfaatan Business Intellegence di berbagai Industri

Metode yang disajikan dapat diterapkan dengan jelas untuk menghitung perkiraan consumer spending hanya untuk kelompok pengeluaran konsumsi tertentu – misalnya makanan yang digemari dan non-alkohol minuman. Dimungkinkan juga untuk menentukan profil demografis wilayah tertentu dengan termasuk data demografi yang lebih rinci, misalnya jumlah kecamatan atau kelurahan, penduduk atau struktur umur penduduk.

Dengan demikian temuan sebuah consumer spending yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar pemasaran yang lebih efektif dan proses pengambilan keputusan manajemen mengenai konsumen di Indonesia, karakteristik dan pertumbuhan pasar barang dan jasa, serta potensi peluang atau ancaman yang akan dihadapi.


Buat bisnis Anda semakin berkembang dengan transformasi digital analisa kebutuhan bisnis dan data yang diperlukan untuk membuat bisnis semakin bertumbuh.

Konsultan dari Terralogiq siap membantu Anda dalam pengimplementasian customer spending atau konsep geomarketing pada bisnis dan industri Anda. Tetap relevan dan terdepan dari persaingan konsultasikan bisnis Anda sekarang bersama Terralogiq. Request konsultasi atau demo dengan konsultan Terralogiq dengan isi form disini.

Author Profile

Albi Panatagama

Marketing and Public Relations Terralogiq Premier Partner Google Maps Platform

|

Share this post on

Related Article