Amazon Web Services, Pionir Layanan Komputasi Awan di Dunia

8 September 2021

Layanan Cloud Computing atau komputasi awan merupakan salah satu perkembangan teknologi informasi yang merubah banyak hal. Layanan ini mampu memindahkan aktivitas dan kerja server di luar lingkungan stasiun kerja. Sebuah terobosan besar dalam dunia komputasi karena memberikan efek efisiensi yang tinggi bagi pengguna layanan. Perkembangan ini disadari oleh banyak pelaku bisnis komputasi dengan menyediakan layanan komputasi awan seperti munculnya Google Cloud ataupun Amazon Web Services yang menyediakan layanan serupa.

Amazon Web Services

Mengenal Layanan Sejarah Perkembangan Komputasi Awan dan Awal Amazon Web Services

Teknologi komputasi awan merupakan teknologi yang dikembangkan sebagai solusi layanan komputasi yang praktis. Teknologi ini merupakan gabungan dari beberapa teknologi komputasi yang meliputi jaringan komputer, teknologi nirkabel, sistem penyimpanan dan tentu saja kekuatan perangkat keras untuk keperluan komputasi. Keunggulan teknologi ini berupa sumber daya komputasi yang tidak harus dimiliki dan dikelola oleh penggunanya.

Pengguna bisa setiap saat menggunakan layanan komputasi ini ketika membutuhkan tanpa harus memiliki dan melakukan pemeliharaan terhadap sumber daya komputasi yang dipakai. Hal inilah yang membuat komputasi awan menarik minat pelaku bisnis karena mengurangi kebutuhan modal dan pengeluaran. Hal ini terjadi karena pengeluaran untuk keperluan sumber daya komputasi menjadi sangat berkurang. Penghematan ini terjadi karena ada banyak pelaku usaha yang bisa berbagi sumber daya komputasi yang disediakan oleh penyedia jasa layanan komputasi awan.

Ide mengenai komputasi awan ini sebenarnya telah muncul dalam bentuk konsep sejak tahun 1960an. Dalam implementasinya; konsep ini diadaptasi secara bertahan dalam dunia sistem informasi hingga akhirnya mulai menunjukkan wujud nyata di tahun 2000an. Tepatnya pada tahun 2002; Amazon Web Services yang merupakan anak perusahaan Amazon dibentuk dengan tujuan memberi ruang bagi perkembangan dan inovasi aplikasi yang bisa dikembangkan oleh setiap orang.

Perkembangan ini berlanjut pada tahun 2006 ketika Amazon meluncurkan produk Simple Storage Service S3 pada bulan Maret yang diikuti dengan EC2 atau Elastic Computer Cloud pada bulang Agustus. Langkah ini merupakan terobosan besar yang kemudian menggugah pelaku bisnis digital untuk mengembangkan produk layanan yang serupa. Langkah ini baru diwujudkan oleh Google pada tahun 2008 ketika meluncurkan Google App Engine yang memberi ruang dan infrastruktur yang bisa dimanfaatkan oleh siapapun untuk mengembangkan aplikasi online. Google juga memberi ruang untuk meluncurkan aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna lain.

Pengembangan teknologi komputasi awan yang diawali oleh penyediaan fasilitas Amazon Web Services yang pada awalnya sederhana ini kemudian terus berkembang. Perkembangan ini juga diikuti oleh peran serta NASA ada tahun 2008 dengan meluncurkan proyek Nebula dan dilanjutkan dengan RESERVOIR. Langkah ini membuat NASA menjadi lembaga pertama yang meluncurkan perangkat lunak open-source pertama untuk meluncurkan layanan awan.

Baca Juga: Kehadiran Data Center Google di Indonesia tingkatkan Ekonomi Digital

Amazon Web Services
image by wikipedia

Perkembangan Amazon Web Services

Langkah berani yang dilakukan Amazon terjadi pada tahun 2010 ketika melakukan migrasi seluruh layanan komputasi retail Amazon.com ke sisten Amazon Web Services. Keputusan ini ternyata mampu meningkatkan efisiensi kinerja sekaligus menghadirkan sumber keuntungan baru dari penggunaan layanan AWS. Situasi ini kemudian menginspirasi pelaku bisnis lain untuk memanfaatkan layanan komputasi awan; khususnya layanan Amazon Web Services yang semakin efisien dan dinilai handal.

Pengamat ekonomi menilai AWS sebagai sebuah langkah maju yang tidak hanya meningkatkan kualitas layanan; tetapi juga memberi dimensi baru dari dunia bisnis yang penuh dengan peluang baru. Sebuah konferensi yang melibatkan rekan Amazon dan anggota ekosistem bisnis terkait digelar di Las Vegas selama 3 hari pada bulan November 2012. Acara ini membangun jaringan bisnis baru di seluruh Amerika Serikat dan berbagai penjuru dunia.

Salah satu dampak besar dari konferensi tersebut adalah keputusan dari salah satu pelaku bisnis audio visual Netflix. Melalui CEO Reed Hastings; perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan migrasi seluruh infrastruktur yang digunakan untuk memberi layanan menonton ke sistem Amazon Web Services. Keputusan tersebut kemudian mendorong pengembangan Amazon Web Services lebih lanjur dengan menjalin kemitraan jaringan hingga membeli Annapurna Labs; sebuah perusahaan microelektrik.

Amazon Web Services kemudian menjadi pemimpin pasar komputasi awan sejak tahun 2016. Pengembangan teknologi komputasi awan ini menginspirasi dan mendorong berkembangnya bisnis serupa yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan besar lain. Google dan Azure dari Microsoft menjadi dua perusahaan lain yang secara serius mengembangkan layanan komputasi awan hingga saat ini. Sementara itu dari benua Asia; Alibaba Cloud menjadi salah satu perusahaan yang melirik bisnis komputasi awan sebagai sebuah peluang.

Baca Juga: Apa itu Google Cloud?

Membandingkan Layanan Amazon Web Services dengan Google Cloud dan Microsoft Azure

Situasi dunia yang terdampak pandemi sejak tahun 2020 memberi dampak besar bagi perkembangan penggunaan layanan komputasi awan. Pangsa pasar teknologi dan layanan komputasi awan berkembang pesat berkat situasi pandemi yang menuntut lebih banyak aktivitas secara daring untuk menghindari kontak fisik. Masyarakat umum juga mulai menggunakan layanan komputasi awan yang berkembang hingga 18% pada tahun 20221 dengan perkiraan sekitar 70% organisasi mulai menggunakan layanan komputasi awan sejak masa pandemi.

Secara umum; penyedia layanan komputasi awan memiliki kesamaan terkait bentuk layanan yang bisa dipakai oleh individu ataupun lembaga konsumen. Untuk pengembangan aplikasi yang makin modern; Amazon Web Services server menyediakan layanan berupa AWS CodeBulid, CodeDeploy dan CodePipeline untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan Azure menyediakan layanan Azure DevOPS dan Github untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Sementara Google membuat Cloud Build yang memberi kesempatan pengguna untuk membuat dan menguji aplikasi langsung pada sistem Cloud tanpa server.

Fakta tersebut menunjukkan persaingan yang serius dalam menarik dan memberi layanan bagi konsumen antara AWS, Google dan Azure. Layanan multi-cloud yang juga bertujuan mengembangkan lebih lanjut teknologi aplikasi juga diluncurkan oleh ketiga perusahaan tersebut. Masing masing menawarkan layanan demi mendukung pengguna layanan untuk terus mengembangkan aplikasi buatan sendiri.

Amazon Web Services meluncurkan produk AWS Outposts, Asure memberi layanan Azure Arc dan Microsoft Azure serta Google meluncurkan Anthos. Ketiga layanan pengembangan aplikasi tersebut bertujuan untuk memberi ruang bagi pengguna untuk melakukan riset, pengembangan dan rekayasa aplikasi. Tujuan utama layanan tersebut adalah menghasilkan aplikasi yang makin efektif dan efisien sehingga mampu memberi layanan yang lebih konsisten bagi penggunanya.

Perkembangan Bisnis Penyedia Layanan Komputasi Awan

Bagaimana penyedia komputasi awan berkembang secara bisnis juga menunjukkan penerimaan masyarakat dunia pada layanan berbasis teknologi komputasi dan layanan informasi ini. Amazon Web Services mencatatkan pendapatan hingga 13,5 miliar Dollar Amerika pada perempat pertama tahun 2021. Angka tersebut melebihi prediksi analis yang menyebut pendapatan di kisaran angka 13,1 milliar Dollar Amerika. Laporan ini menunjukkan keuntungan Amazon Web Services yang berpotensi meningkat di tahun 2021 ini.

Sementara itu pihak Microsoft Azure tidak melaporkan pendapatan pada awal tahun 2021; tetapi hanya memberikan informasi rerata pertumbuhan yang mencapai angka 50%. Angka ini juga melebihi prediksi 46% yang dibuat oleh para analis bisnis. Akan tetapi angka 50% tersebut masih di bawah pertumbuhan Azure pada tahun 2020 lalu yang dilaporkan mencapai 59%.

Sedangkan Google mengeluarkan laporan pendapatan pada perempat pertama tahun 2021 sebesar 4,047 miliar Dollar Amerika. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 46% jika dibandingkan tahun lalu. Perkembangan ini juga menunjukkan momentum Google di bisnis layanan komputasi awan yang meningkat. Sementara itu pengeluaran operasional tercatat pada angka 974 juta Dollar Amerika yang menurun jika dibandingkan dengan angka 1,73 miliar Dollar Amerika pada tahun 2020 lalu. Hal ini merupakan risiko yang harus ditanggung oleh Google setelah melakukan banyak pembangunan pusat layanan data di berbagai negara.

Teknologi komputasi awan menjadi salah satu produk perkembangan teknologi yang merubah cara bisnis bekerja dan juga merubah cara mengelola informasi secara umum. Bagaimana pelaku bisnis layanan komputasi awan seperti Amazon Web Services atapun Google Cloud bersaing dan berbagi konsumen menjadi sebuah fenomena menarik untuk dipantau.

Bagi para pengguna, perkembangan teknologi pendukung dan kualitas layanan komputasi awan menjadi dua hal yang sangat mungkin mempengaruhi tingkat penggunaan dan keterlibatan dalam memakai layanan komputasi awan. Salah satu hal sederhana yang sudah mulai dilirik oleh pengguna smartphone adalah memanfaatkan ruang penyimpanan di sistem cloud untuk kemudahan dan optimasi penggunaan gawai.

Terralogiq sebagai penyedia layanan Google Cloud Platform di Indonesia berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk pengembangan teknologi berbasis Cloud. Sebagai satu-satunya Google Maps Premier Partner di Indonesia, komitmen Terralogiq memberikan solusi inovatif untuk pengembangan bisnis.

Author Profile

Albi Panatagama

Marketing and Public Relations Terralogiq Premier Partner Google Maps Platform

|

Share this post on

Related Article